Umat Dan Gembala Perdana
Sebagai daerah penyangga Jakarta, Bekasi berkembang sangat pesat seiring dengan lajunya pembangunan di Jakarta. Perkembangan jumlah penduduk maupun pembangunan fisik lainnya yang sedemikian cepat menjadikan Bekasi bertumbuh sebagai kota besar. Kondisi ini ternyata telah diprediksi oleh para Bapa gereja sejak akhir tahun 1950. Pada masa Uskup Agung Jakarta dijabat oleh Mgr. A. Djajaseputra, SJ dikeluarkan kebijakan untuk memperluas pelayanan Keuskupan Agung Jakarta kearah Bekasi. Untuk menunjang kebijakan tersebut pada tahun 1958 dibeli sebidang tanah di pinggir Jl. Ir. H. Juanda Bekasi dan pada tahun 1967 didirikan sekolah Strada Budi Luhur
Pada masa itu mulailah beberapa umat bergabung untuk saling melakukan komunikasi dan mengadakan kegiatan. Tahun 1966 tercatat 11 jiwa beragama Katolik yang terdiri dari 2 keluarga dan 3 orang bujangan. Diantara keluarga awam yang menjadi pelopor komunitas Katolik tersebut adalah keluarga P.Y. Maryoto. Keluarga ini dan keluarga lainnya dapat disebut sebagai umat perdana di paroki Bekasi.
Perayaan Natal pertama kali dilakukan pada tahun 1966 dan mulai tahun 1967 sampai tahun 1970 perayaan ekaristi dilakukan sebulan sekali mengambil tempat di sekolah Strada Budi Luhur. Dengan selesainya pembangunan Sekolah Strada Budi Luhur, berbagai kegiatan rohani semakin banyak dilaksanakan. Misa juga dilakukan di rumah-rumah umat Katolik perdana seperti di Keluarga Dr. Indranata, Keluarga Gouw Bian Hien, Keluarga P.Y. Maryoto, Keluarga Budi, dan keluarga lainnya yang telah bergabung.
Pada tahun 1970 Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Bekasi sebagai sebuah stasi dengan nama Stasi Bekasi di bawah naungan Gereja Santa Maria Dipamarga-Klender Jakarta. mulai saat itu pelayanan dan kegiatan diintensifkan, perayaan ekaristi diadakan dua kali sebulan dan pelayanan bagi umat diperkuat oleh Frater Jesuit yang melayani setiap Sabtu dan Minggu. Demikian juga pembaptisan dan penerimaan Sakramen Krisma dilakukan di stasi ini. Stasi Bekasi mengalami kemajuan pesat sejak tahun 1975, seiring dengan dibangunnya berbagai perumahan. Umat yang mengikuti misa dapat mencapai jumlah 250 hingga 400 orang. Pada tahun 1978 stasi Bekasi memiliki 11 kring (sekarang lingkungan) meliputi: Cikarang, Tambun, Jalada Pura, Babelan, Kranji, Bekasi Tengah, Patal-Teluk Angsan, Teluk Buyung, Bekasi Barat, Bekasi Timur-Selatan dan kelompok lain yang tersebar agak jauh dari pusat stasi.
Pelayanan di stasi ini di bantu oleh Pastor Van Den Braak, SJ yang terhitung tanggal 20 Juni 1978 secara teratur datang untuk melakukan pelayanan sebulan 2-3 kali, membangun komunitas Mudika, Wanita Katolik dan lainnya. Rapat pleno stasi yang pertama diadakan tanggal 19 Desember 1978 dipimpin oleh Romo Van De Braak, SJ guna mengevaluasi, me-reorganisasi dan membuat program kerja tahun berikutnya. Pastor lain yang pernah ikut melayani Stasi Bekasi selama 14 tahun (1965-1979) antara lain: Pastor Nooy, SVD; Pastor K. Lonymans, SJ; Pastor Staudinger, SJ; Pastor Christ Verhaak, SJ; Pastor Van Den Putten, SJ; Pastor A. Suryawasita, SJ; Pastor Van Den Braak, SJ dibantu para frater setiap Sabtu dan Minggu diantaranya Frater Max Palaar, SJ; Frater D. Edfiwinarto,SJ; Frater J. Darminta, SJ; Frater Purnomo, SJ; Frater FX Muji Sutrisno, SJ; Frater A. Pujaharsana, SJ; Frater R. Sarto Pandoyo, SJ; Frater S. Ciptosuwarno, SJ; Frater Hadi Sutrisnanto, SJ Frater F.C. Purwanto, SJ.
Berdirinya Paroki St. Arnoldus Janssen
Pada tanggal 25 Februari 1979 Stasi Bekasi ditetapkan menjadi Paroki oleh Uskup Agung JakartaMgr. Leo Sukoto, SJ melalui surat nomor 213A/3.27.33/79 tanggal 25 Februari 1979 tentang Pernyataan Berdirinya Pengurus Gereja dan Dana Papa Roma Katolik (PGDP) Gereja Santo Arnoldus, Bekasi dengan nama pelindung Santo Arnoldus Janssen, pendiri Serikat Sabda Allah (SVD). Surat tersebut juga menetapkan personalia Badan PGDP Santo Arnoldus dengan susunan pengurus ketua Pastor Jan Lali, SVD (Pastor Kepala Paroki pertama); wakil ketua A.C. Soedharto SMS, BA; Sekretaris P.Y.Maryoto; Bendahara Pastor Jan Lali, SVD; anggota F.S. Suprapto MA dan St. Djoemadi. Disebutkan pula batas paroki Bekasi, yaitu Sebelah Utara Laut Jawa; Sebelah Timur Kabupaten Karawang (sungai Citarum); Sebelah Selatan Kabupaten Bogor; Sebelah Barat DKI Jakarta (kali Cakung). Paroki St.Arnoldus Janssen beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 164, Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi. Pada Saat berdirinya, paroki ini memiliki umat sejumlah sekitar 700 orang dalam 4 lingkungan, 3 wilayah. Baptisan pertama tercatat tanggal 23 Maret 1979, baptisan sebelumnya masih tercatat di Klender, Jakarta.
Penggunaan nama Pelindung paroki sehari-hari cukup dengan sebutan Paroki St. Arnoldus, adalah berdasarkan pertimbangan keyakinan dari P. Jan Lali SVD, bhw St. Arnoldus Janssen SVD tak lama lagi akan dikanonisasi menjadi Santo, dan paroki tak perlu mengadakan perubahan dari segi administratif.
St. Arnoldus sendiri (tanpa Janssen) adalah orang kudus abad ke 8 berkebangsaan Yunani, seorang pemain siter di istana Kaisar Karolus Agung (Jerman). Adapun hari pesta St. Arnoldus adl tgl 18 Juli. St. Arnoldus ini jg mjd pelindung atau nama baptis dr Janssen sang pendiri tarekat SVD th. 1875 di Steyl – Belanda, jg mendirikan kongregasi misi biarawati: SsPS dan SspSAP.
St. Arnoldus Janssen dulunya adalah seorang Imam Projo (Pr) yang lahir di kawasan Goch, Rheinland-Jerman Barat, pd tgl 05 Nov 1937 dari sebuah keluarga Kristiani yg taat. Sedangkan pesta peringatannya adalah tgl 15 Januari yg adalah tgl kematiannya, 15 Jn 1909. Beliau diangkat sebagai Beato oleh Paus Paulus VI pada tgl 19 Okt 1975 bertepatan dng hari Raya Minggu Misi sedunia. Selanjutnya tgl 5 Okt 2003 digelari Santo oleh Paus Yohanes Paulus II dan Paroki St. Arnoldus Bekasi juga mengadakan perayaan syukur atas kanonisasi itu pd tgl 10 Oktober 2003 dengan Misi Khusus yang antara lain dipersembahkan oleh Pastor Kepala Paroki St. Arnoldus , P. Lucius Sari Uran SVD dan tentunya bersama gembala Paroki yang pertama, alm.P. Jan Lali SVD.
Pemekaran dan Pertumbuhan Umat
Pesatnya pertumbuhan umat akibat semakin banyaknya perumahan dan pindahnya umat dari Jakarta ke Bekasi menjadikan Paroki St. Arnoldus Janssen sebagai gereja perdana di Bekasi yang melahirkan paroki-paroki baru seperti Paroki St. Mikael Kranji (tahun 1991); Paroki St. Bartolomeus Taman Galaxi (tahun 1995); Paroki St. Klara Bekasi Utara (tahun 1996); Paroki Ibu Teresa Cikarang (tahun 2004). Dengan adanya pemekaran ini, maka batas Paroki menjadi: Utara dengan Paroki St. Klara; Selatan dengan Paroki St. Bartolomeus, Taman Galaxi dan Keuskupan Bogor; Timur dengan Paroki Ibu Teresa, Cikarang; Barat dengan Paroki St. Mikael, Kranji.
Perkembangan jumlah umat dari tahun 2003-2010, sebagaimana laporan ke KAJ adalah sebagai berikut: tahun 2003:17.979; tahun 2004: 19.555; tahun 2005: 20.064; tahun 2006: 20.136; tahun 2007: 20.574; tahun 2008: 20.161; tahun 2009: 21.493; dan tahun 2010: 21.748 jiwa. Untuk melayani umat dengan lebih baik, Paroki St. Arnoldus Bekasi dibagi kedalam wilayah dan lingkungan. Pada kepengurusan Dewan Paroki periode tahun 2003-2006 terdiri atas 128 lingkungan dan 27 wilayah, tahun 2006-2009 terdiri atas 149 lingkungan, 33 wilayah dan 1 stasi St.Petrus Rasul Tambun Cibitung (terbentuk PGDP St. Petrus Tambun Cibitung) serta tahun 2009-2012 terdiri atas 174 lingkungan dan 39 wilayah dan 1 stasi St. Petrus Rasul Tambun Cibitung.
Gereja Sebelum Renovasi
Untuk mencukupi kebutuhan umat akan sarana ibadat, direncanakan pembangunan sebuah gedung gereja. Panitia pembangunan gereja diketuai oleh P.Y. Maryoto (periode 1982-1985), mereka bekerja keras mulai dari perencanaan, desain dan penggalangan dana. Penanggung jawab arsitek diserahkan kepada Bp. Michael dari PT. Griyantara Architec. Konsep bangunan gereja berbentuk Joglo dengan kapasitas tampung direncanakan 1500 umat. Seluruh umat bergotong royong bahu membahu, walaupun mereka adalah kelas ekonomi menengah ke bawah, namun patut mendapat pujian.
Karena kesungguhannya dalam menghimpun dana demi terwujudnya impian memiliki rumah ibadat.
Usaha keras panitia disertai doa seluruh umat paroki membuahkan hasil ketika Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi mengeluarkan rekomendasi (izin prinsip) pembangunan Gereja Katolik St. Arnoldus Janssen dengan nomor : 387/K.S.333/IX/1986 tertanggal 15 Juli 1986 yang di tanda tangani Bupati Bekasi H. Suko Martono. Salah satu butir rekomendasi menyebutkan alasan: Pengurus dan Jemaat Gereja St. Arnoldus Janssen Bekasi dapat menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Bekasi.
Upaya-upaya terus dilakukan umat bersama Pastor Jan Lali, SVD melanjutkan usaha mendapatkan Izin Pelaksanaan Pembangunan Gereja. Akhirnya Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bekasi melalui Surat Izin Pelaksaan Mendirikan Bangunan (IMB) nomor 657/ PU.030/1-B/1986 ditanda tangani oleh H. Syawaludin sebagai Kepala dinas P.U. Pada tanggal 22 November 1987 bertepatan dengan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus, Bupati Kepala Daerah Bekasi H. Suko Martono berkenan meresmikan penggunaan gereja dan diberkati oleh Bapak Uskup Mgr. Leo Soekoto, SJ. Bangunan gereja setelah berumur 22 tahun ternyata tidak mampumenampung umat yang terus bertambah, maka dipandang perlu untuk melakukan renovasi.
Sumber : http://parokiarnoldus.net/
Gambar : http://albertusgregory.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar