Senin, 20 Februari 2012

Sejarah Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya

Sejarah berdirinya Gereja Katolik Hati Kudus Surabaya tidak terlepas dari proses perkembangan umat katolik di Gereja Maria Geboorte (Gereja Kelahiran St. Perawan Maria) Kepanjen. Gereja yang pertama kali berdiri di kota Surabaya ini umatnya berkembang pesat, sementara pada masa itu Surabaya sebagai kota pelabuhan dengan tranportasi sungai dari utara menuju selatan berpengaruh pula berkembangnya umat ke wilayah selatan. Karena umat katolik di wilayah Surabaya selatan semakin berkembang pesat dan Gereja Kepanjen tidak menampung lagi maka timbullah pemikiran untuk membangun gereja baru di Surabaya bagian Selatan.

Catatan rapat tanggal 14 Mei 1911 timbul rencana penyediaan lahan untuk dibangun gereja, yaitu :

1. Menaksir persil di Tunjungan dekat apotik Rathkamp, luas 800 meter persegi dengan harga 24.000 Gulden.
2. Persil di Embong Wungu-Kaliasin, dengan pertimbangan jarak antara Surabaya Selatan dengan Surabaya kota tidak jauh, dan terletak persis di di tengan persimpangan jalan utama seluas 2633 meter persegi, dan jika dirasa kurang luas bisa ditambah seluas 1678 meter persegi dengan harga 43000 Gulden. Para suster sangat tertarik dengan persil ini, selain tempatnya yang strategis kalkulasi pembayarannyapun sesuai dengan kemampuan Gereja yaitu dengan cara kredit dalam waktu 1 tahun. Akan tetapi rencana tersebut gagal dikarenakan ada pemberitahuan tiba-tiba dari Kotapraja bahwa akan ada rencana pembuatan saluran air, sebab hasil survey membktikan bahwa air tanah di daerah ini masih setinggi 0,82 di atas paal rooster, akibatnya akan berbahaya jika di atas tanah itu dibangun sebuah gedung besar, akan terjadi ketidakseimbangan “berat jenis”
3. Sebuah persil di tegal sari dengan luas 6618 meter persegi, dengan harga 5 Gulden per meter persegi.
4. Di Ketabang ada tanah yang bisa dipergunakan tetapi tidak boleh dibeli, hanya boleh disewa selama 75 tahun.

Berdasarkan data tanggal 27 April 1914 mencatat bahwa ada rencana pengadaan obligasi sebesar 50.000 Gulden, tetapi sangat disayangkan hingga tanggal 31 Juli 1915 tidaki berhasil diwujudkan, selain itu ada juga protes dari warga Tegalsari untuk menutup tanah tersebut. Akhirnya tanah di Tegalsari tersebut diabaikan, dan dalam waktu satu tahun seorang makelar berhasil menjual kepada Sositet Cocordia dengan harga 132.360 Gulden, dan persil yang di jalan Embong Wungu/Kaliasin juga terjual kepada kepada perusahaan dengan harga 125 Gulden..

Polemik di mana letak gereja baru di Surabaya selatan akan dibangun berlangsung hingga tahun 1919. Pada tahun ini ada 2 persil tanah yang diincir untuk melanjutkan rencana semula:

1. Di daerah Hoogendorplaan, dengan luas tanah 7500 m2 diabatasi oleh jalan Reestraat, dan Jalan Idenburgstraat, dan jalan Brouwerstraat
2. Di Jalan Anita Bulevard (jalan Dr. Sutomo yang kini berubah menjadi Jl. Polisi Istimewa), dengan luas tanah 4200 m2 dan berdekatan dengan persil di Jalan Boschlaan dengan luas 3000 m2.

Akhirnya setelah melakukan pembahasan dengan intensif maka ditetapkan persil di Jl. Anita Boulevard dan jalan Boschlaan yang dipakai untuk dibangun gereja dan pastoran baru untuk Wilayah Surabaya Selatan. Tahap awal perencanaan pembangunan diserahkan kepada arsitek Mr. Beek dengan biaya yang dibutuhkan sebesar 160.000 Gulden. Rancangan desain gereja dibuat oleh arsitek ED Cypress Bureu dengan rangka denah berbentuk empat persegi panjang dan konstruksi bentuk Basilika dibangun oleh biro arsitek HUSWIT-FERMONT.

Upacara peletakan batu pertama pembangunan gereja Hati Kudus Yesus oleh romo Fleerakkers SJ. pada tanggal 11 Agustus 1920. Pada tanggal 21 Juli 1921 gereja sekaligus rumah pasturan diberkati oleh Mgr. Luypen dan diberi nama Gereja Hati Kudus Yesus Surabaya.

Romo-romo yang berkarya di Paroki Hati Kudus Yesus
1. Rm.Flerecjere, SJ. Th.1921-1923 (pastur paroki)
2. Rm. C. Klamer, CM Th. 1923 (pastur paroki)
3. Rm. C.J.J. Hal, CM Th. 1929 (pastur paroki)
4. Rm. TH. A, Smet, CM Th. 1929
5. Rm. W.J. Maessen Th. 1930
6. Rm. J.J. Zoetmulder, CM Th. 1934 (Vikaris Apostolik)
7. Rm. W.C. Van der Brand, CM Th. 1935
8. Rm. J.B. Schilder, CM Th. 1936
9. Rm. M. Th. Smet CM Th. 1936
10. Rm. C.A.A. Schoenmakers,CM Th. 1937
11. Rm. A.J.C. Ijlst, CM Th. 1937
12. Rm. Van Dril, CM Th. 1938 (pastur paroki)
13. Rm. P.A. Bastiaansen, CM Th. 1939 (pastur paroki)
14. Rm Th. H.Heuvelmans CM Th. 1939
15. Rm. I.J.S. Dwidjosoesastro, CM Th. 1941
16. Rm. M. Verhoeks, CM Th. 1941
17. Rm. Louis Nyssen, CM Th. 1943
18. Rm. TH. A, Smet, CM Th. 1947
19. Rm. J.A. Verbong, CM Th. 1947
20. Rm. P.J.A. Heulmans CM Th. 1948
21. Rm. Van Drieln CM Th. 1949
22. Rm. N.P.J. Boonekamp, CM Th. 1950
23. Rm. G.S. Bakel, CM Th. 1950
24. Rm. Th..P.H. Van Densen, CM Th. 1950
25. Rm. Kumoro Widjodjo, CM Th. 1951
26. Rm. J.J. Van Steen, CM Th. 1952
27. Rm. H.C. Haest, CM Th. 1953 (Rektor RSK)
28. Rm. Th.H Heuvelmans, CM Th. 1953
29. Mgr. J. Klooster, CM. Th. 1953 (Uskup SBY)
30. Rm. F. Peterse, CM Th. 1953
31. Rm. G.J. Boonekamp, CM Th. 1953
32. Rm. W.C. Van der Brand, CM Th. 1954
33. Rm. P.A. Boonekamp, CM. Th. 1955 (Sekr. Keuskupan)
34. Rm. A.A. Hadisoedarso, CM Th. 1955
35. Rm. J.J. Raets, CM Th. 1958
36. Rm. M. Van Driel, CM Th. 1959
37. Rm. L. Karyasumarta, CM Th. 1963
38. Rm. J.A.W. M. Van Mensvoort, CM Th. 1963
39. Mgr. A.J. Dibjokarjono, Pr. Th. 1964 (Uskup SBY)
40. Rm. H.J.G. Veel, CM Th. 1965 (Rektor RSK)
41. Rm. L.V. Cahyokusumo, CM Th. 1965
42. Rm. Louis Pandu CM. Th. 1965
43. Rm. H. Maessen CM. Th. 1966
44. Rm. S. Reksosusilo, CM Th. 1966
45. Rm. L. Suwondo Siswoatmodjo, CM Th. 1968
46. Rm. J.J. Reintjes, CM Th. 1970
47. Rm. Benny J. Agus Maryanto, Pr. Th. 1972
48. Rm. M. Utomo Purnomo, CM Th. 1973
49. Rm. B. Martokusumon CM Th. 1975
50. Rm. H. Nieesen, CM Th. 1977
51. Rm. T. Karyono Sapto Nugroho CM Th. 1978
52. Rm. F.X. Urotosastro Pr Th. 1979
53. Rm. J.H. Purwoputranto Pr Th. 1981
54. Rm. C. Reksosubroto CM Th. 1982 (pastur paroki)
55. Rm. FX. Hardi Aswinarno Pr Th. 1984
56. Rm. FX. Dumo Purnomo Pr Th. 1984
57. Rm. J. Haryono CM Th. 1985 (Bend. Keuskupan)
58. Rm. A. Wetzer SVD Th. 1986
59. Rm. A. Wahyo Bawono Pr. Th. 1987
60. Rm. F. Hardjodirono CM Th. 1989 (pastur paroki)
61. Rm. B. Justisianto Pr Th. 1989 (sek.Kesuskupan)
62. Rm. Y. Eko Budisusilo Pr Th. 1990
63. Rm. Alex B. Sokaleksmana CM Th. 1991 (bendahara keuskupan)
64. Rm. Chr. Katidjanarso CM Th. 1991
65. Rm. I.Y. Sumarno Pr Th. 1992
66. Rm. Anton Budianto Tanalepie CM Th. 1993 (pastur paroki)
67. Rm. A. Dwijoko Pr Th. 1994
68. Rm. Gengsi Sucahyo Pr Th. 1994
69. Mgr. J. Hadiwikarta, Pr Th. 1994
70. Rm. Y.P.H. Jelantik Pr. Th. 2000 (pastur paroki)
71 Rm. P. Ikwan Wibowo Pr Th. 2000
72. Rm. A. Gosal Pr Th. 2000
73. Rm. Dicki Rukmanto pr Th. 2006
74. Rm A. Eko Wiyono Pr Th. 2007
75. Rm. Ch. Trikuncoro Yekti Pr Th. 2007
76. Rm. Y. Eko Budi Susilo Pr Th. 2007 (pastur paroki)

Sumber : http://www.gerejahky.org/

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP