Tampilkan postingan dengan label Kisah Orang Kudus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Orang Kudus. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Desember 2011

Santo Ignatius dari Loyola

Santo Ignatius dari Loyola
Pendiri Serikat Yesus

Awal Mulanya

Inigo de Loyola dilahirkan pada tahun 1491 di Azpeitia di provinsi Guipuzcoa di wilayah Basque di sebelah utara Spanyol. Dia adalah anak bungsu dari tigabelas bersaudara. Pada usia enam belas tahun dia dikirim untuk bekerja sebagai pesuruh bagi Juan Velazquez, bendaharawan kerajaan Castile. Sebagai anggota rumah tangga Velazquez, dia seringkali tampil di balai sidang dan mengembangkan cita rasa terhadap segala hal mengenainya, terutama urusan perempuan. Dia sangat suka berjudi, suka bertengkar, dan terlibat dalam adu pedang. Bahkan dalam suatu perselisihan antara keluarga Loyola dan keluarga lainnya, Ignatius dan saudara lelakinya dengan disertai beberapa sanak famili pada suatu malam menyerang beberapa kaum religius anggota keluarga lain tersebut. Ignatius harus melarikan diri ke luar kota. Ketika akhirnya dibawa ke pengadilan, dia membela dirinya dengan menyatakan "imunitas religius" karena telah "dicukur gundul" (seperti layaknya rambut kaum biarawan pada waktu itu) sewaktu masih sebagai seorang anak laki-laki, dan oleh karenanya bebas dari pengadilan sipil. Ini adalah pembelaan diri yang semu karena selama bertahun-tahun dia telah berpakaian sebagai ksatria berpedang, mengenakan baju besi, dan membawa-bawa pedang termasuk senjata-senjata lainnya. Jelas ini bukan baju yang biasanya dikenakan oleh kaum religius. Kasus ini berlarut-larut sampai beberapa minggu tetapi keluarga Loyola tampaknya sangat berpengaruh. Mungkin melalui pengaruh kaum petinggi, kasus terhadap Ignatius akhirnya ditutup.

Pada usianya yang ke-30 di bulan May 1521, Ignatius adalah salah seorang tentara yang membela kubu-kubu kota Pamplona terhadap serangan Perancis, yang menyatakan wilayah tersebut sebagai wilayah mereka dan berperang dengan Spanyol. Orang-orang Spanyol kalah jauh dari segi jumlah dan komandan pasukan Spanyol ingin menyerahkan diri, tetapi Ignatius meyakinkannya untuk bertempur demi kehormatan Spanyol kalau bukan demi kemenangan. Pada waktu pertempuran sebuah bom kanon mengenai Ignatius, melukai salah satu kakinya dan mematahkan kaki yang satu lagi. Karena mereka mengagumi keberaniannya, tentara-tentara Perancis tidak menjebloskannya ke penjara, melainkan mengusungnya kembali ke rumahnya untuk berobat, di puri Loyola.

Kakinya sembuh tetapi tidak sempurna, sehingga perlu untuk mematahkannya kembali dan meluruskannya, semua ini dilakukan tanpa pembiusan. Kondisi Ignatius memburuk dan akhirnya para tabib memberitahukan supaya ia bersiap-siap untuk mati.

Pada hari raya Santo Petrus dan Paulus tanggal 29 Juni, kondisinya secara tak terduga membaik. Kakinya sembuh, tetapi meski demikian tulangnya menonjol dibawah tempurung lututnya dan kakinya pendek sebelah. Ignatius tidak dapat menerima hal ini dan menganggapnya sebagai nasib buruk yang lebih buruk daripada kematian karena tidak bisa lagi memakai sepatu boot tinggi yang ketat dan celana ketat yang biasa dipakai oleh kaum ksatria kerajaan. Oleh karenanya dia menyuruh para tabib untuk memotong benjolan tulang yang menonjol dan memanjangkan tulang kakinya dengan merenggangkan secara sistematis. Lagi-lagi hal ini semua dilakukan tanpa anestesia. Sungguh malang, segala usaha ini tidak berhasil. Sepanjang hidupnya dia berjalan pincang karena salah satu kaki lebih pendek dari yang lainnya.

Pertobatan Ignatius

Selama minggu-minggu panjang pengobatannya, dia merasa sangat bosan dan meminta disediakan cerita-cerita roman percintaan untuk menghabiskan waktunya. Untungnya di kastil Loyola tidak ada buku demikian, tetapi ada buku tentang hidup Kristus dan sebuah buku tentang para kudus. Karena terdesak, Ignatius mulai membacanya. Semakin banyak dia membaca, semakin dia beranggapkan bahwa kisah para kudus tersebut patut untuk ditiru. Akan tetapi, pada saat yang sama dia juga masih memiliki mimpi-mimpi indah tentang ketenaran dan kemuliaan, termasuk fantasi-fantasi memenangkan cinta gadis bangsawan tertentu. Identitas wanita ini tidak pernah diketahui tetapi agaknya dia dari keturunan bangsawan. Akan tetapi dia mendapatkan bahwa setelah membaca dan merenungkan kisah para kudus dan Kristus dia berada dalam kedamaian dan merasa puas lahir-batin. Tetapi waktu dia berfantasi tentang gadis bangsawan tersebut, hatinya merasa tidak tenang dan tak terpuaskan. Pengalaman ini tidak hanya merupakan awal dari pertobatannya, tetapi juga awal dari pertimbangan spiritual, atau pertimbangan roh, yang diasosiasikan dengan Ignatius dan seperti dijelaskan dalam Latihan Rohani-nya.

Latihan tersebut menyatakan bahwa tidak hanya segi intelektual tapi juga emosi dan perasaan bisa membantu kita untuk memahami kerja Roh dalam hidup kita. Akhirnya, bertobat sepenuhnya dari segala keinginan-keinginan dan rencana romans dan kemenangan duniawi, dan sembuh dari luka-lukanya sehingga dia bisa bepergian, pada bulan Maret 1522 dia meninggalkan puri tempat tinggalnya.

Dia telah memutuskan untuk pergi ke Yerusalem untuk tinggal di tempat dimana Tuhan kita menjalani hidup-Nya di dunia. Sebagai langkah pertama dia memulai perjalanannya ke Barcelona, Spanyol. Meskipun dia telah bertobat dari cara-cara hidup yang lama, dia masih sangat kurang memiliki semangat kerendah-hatian dan penghayatan hidup Kristiani, seperti bisa digambarkan dari pengalamannya bertemu dengan orang Moor (penganut Muslim) dalam perjalanannya. Orang Moor tersebut bertemu dengannya di tengah jalan, mereka sama-sama menunggang keledai, dan mereka mulai mendebatkan topik-topik religius. Orang Moor itu mengatakan bahwa Santa Perawan Maria tidak lagi merupakan seorang perawan setelah melahirkan Kristus. Ignatius menganggap hal ini sebagai suatu penghinaan besar dan dia menimbang-nimbang tentang apa yang akan dilakukannya. Merekapun sampai ke persimpangan jalan, dan Ignatius memutuskan bahwa dia akan melihat apa yang akan terjadi untuk memutuskan tindakan yang akan dilakukannya. Orang Moor itu meneruskan ke satu arah. Ignatius melepaskan tali kekang keledainya dan membiarkan keledainya memilih arah di persimpangan tersebut. Kalau keledainya mengikuti arah yang diambil oleh orang Moor tersebut, dia akan membunuh orang itu. Kalau sang keledai mengambil arah yang satu lagi, dia tidak akan menyerang orang Moor itu. Untungnya bagi si orang Moor, keledai Ignatius lebih bermurah hati daripada penunggangnya dan mengambil jurusan yang berlawanan dengan orang Moor tersebut.

Dia meneruskan ke tempat ziarah Bunda Maria dari Montserrat yang diasuh oleh kaum Benediktin, menerimakan pengakuan dosa umum, dan berlutut sepanjang malam di depan altar Bunda Maria, mengikuti tata-cara kebiasaan para ksatria. Dia menanggalkan pedang dan pisaunya di altar, berjalan keluar dan memberikan semua baju-bajunya yang indah kepada seorang miskin, dan mendandani dirinya dengan pakaian kain kasar dengan sendal dan tongkat.

Pengalaman di Manresa

Dia meneruskan perjalanannya ke Barcelona tetapi berhenti sepanjang sungai Cardoner di kota yang disebut Manresa. Dia tinggal di sebuah gua diluar kota dan bermaksud untuk tinggal hanya beberapa hari, tetapi ternyata dia tinggal selama sepuluh bulan. Dia menghabiskan berjam-jam setiap harinya dalam doa dan juga bekerja di suatu balai perawatan. Disalanah ide-ide yang sekarang dikenal sebagai Latihan Rohani mulai terbentuk. Juga di pinggiran lekuk sungai inilah dia mendapatkan penglihatan yang dianggap sebagai yang paling menonjol selama hidupnya. Penglihatan itu lebih merupakan suatu pencerahan, yang mana dia nantinya mengatakan bahwa dia belajar lebih banyak dalam satu kesempatan itu daripada seumur hidupnya. Ignatius tidak pernah menjelaskan apa tepatnya penglihatan yang dialaminya tersebut, tetapi agaknya merupakan peristiwa penglihatan Ilahi dengan kemuliaan-Nya sehingga semua ciptaan tampak dalam sudut pandang yang baaru dan dia mendapat makna yang baru dan relevansi, suatu pengalaman yang memungkinkan Ignatius untuk melihat kehadiran Allah dalam segala hal. Karunia ini, yaitu menemukan Allah dalam segala hal, adalah satu satu karakteristik utama dari spiritualitas Yesuit.

Ignatius sendiri tidak pernah menulis dalam aturan-aturan Yesuit bahwa mesti ada jam-jam tertentu untuk berdoa. Sesungguhnya, dengan menemukan Allah dalam segala hal, setiap waktu adalah waktu untuk berdoa. Tentunya, dia tidak menghapuskan doa-doa formal, tetapi dia berbeda dengan berbagai pendiri tarekat religius lainnya menyangkut penentuan saat-saat tertentu untuk berdoa maupun lamanya waktu berdoa. Salah satu alasan mengapa sebagian kalangan menentang pembentukan formasi Serikat Yesus adalah karena Ignatius mengusulkan untuk menghapuskan nyanyian doa-doa Brevir dalam koor. Ini adalah perubahan yang radikal dari kebiasaan pada waktu itu, karena sampai saat itu, setiap tarekat religius diharuskan untuk mengucapkan doa-doa liturgi harian yang sama (doa Brevir). Bagi Ignatius, pengucapan seperti itu berarti model aktivitas yang dibayangkan dalam Serikat Yesus tidak dapat terlaksanakan. Beberapa saat setelah wafatnya Ignatius, seorang Paus begitu jengkelnya mengenai hal ini sehingga dia mengharuskan pengucapan doa Brevir kepada kaum Yesuit. Untungnya, Paus berikutnya lebih pengertian dan membolehkan kaum Yesuit untuk kembali pada praktek spiritualisme mereka.

Pada periode yang sama di Manresa, sewaktu dia masih kurang memahami kebijakan yang sejati menyangkut kekudusan, dia melakukan banyak penitensi yang ekstrim, karena keinginan untuk melebihi apa-apa yang dilakukan oleh para kudus lewat buku yang dibacanya tentang mereka. Mungkin, beberapa dari penitensi ini, terutama puasanya, melemahkan pencernaannya, yang terus menggangunya sepanjang hidupnya. Dia masih belum belajar sikap tidak berlebihan dan spiritualisme yang sejati. Mungkin ini juga sebabnya kongregasi yang nantinya didirikan olehnya tidak memiliki aturan-aturan penitensi yang telah ditentukan, seperti layaknya dimiliki oleh tarekat-tarekat religius lainnya.

Dia akhirnya tiba di Barcelona, berlayar ke Italia, dan tiba di Roma dimana dia bertemu dengan Paus Adrianus VI dan meminta ijin untuk melakukan perjalanan ziarah ke Tanah Suci, Yerusalem. Setibanya dia di Tanah Suci dia ingin tinggal, tetapi diperintahkan oleh atasan Fransiskan yang memiliki otoritas terhadap seluruh umat Katolik disana, bahwa situasinya terlalu berbahaya. Ingat bahwa orang Turki adalah penguasa Tanah Suci. Atasan tersebut memerintahkan Ignatius untuk pergi tetapi Ignatius menolak. Tetapi ketika diancam dengan eks-komunikasi (pengucilan) Ignatius barulah menurut.

Kembali ke Sekolah

Pada saat ini dia telah berusia 33 tahun dan memutuskan untuk masuk seminari. Akan tetapi, dia telah melalaikan belajar bahasa Latin, suatu syarat penting untuk belajar di universitas pada masa itu. Sehingga dia harus kembali ke sekolah untuk belajar tata-bahasa Latin bersama-sama dengan anak-anak kecil di suatu sekolah di Barcelona. Disana dia meminta-minta untuk makan dan tempat berteduh. Setelah dua tahun dia meneruskan ke Universitas Alcala. Disanalah semangatnya yang menggebu-gebu membawanya pada kesulitan, masalah yang terus menghantuinya sepanjang hidupnya. Dia mengumpulkan anak-anak sekolah maupun orang dewasa dan mengajarkan Injil kepada mereka dan mengajarkan mereka cara berdoa. Kerja kerasnya mengundang perhatian pihak Inkuisisi dan diapun dimasukkan ke penjara selama 42 hari. Ketika dia dibebaskan dia diminta untuk tidak kembali mengajar. Inkuisisi Spanyol agak sedikit paranoid dan siapapun yang belum ditahbiskan sebagai imam bisa dicurigai (termasuk juga mereka yang sudah ditahbiskan.)

Karena dia tidak bisa menahan dorongan semangatnya untuk menolong, Ignatius pindah ke Universitas Salamanca. Disana, dalam waktu dua minggu, kaum Dominikan kembali menjebloskan dia ke penjara. Meskipun mereka tidak dapat menemukan penyelewengan iman dari apa yang Ignatius ajarkan, dia hanya dibolehkan untuk mengajar anak-anak kecil dan itupun hanya semata-mata kebenaran iman yang sederhana. Sekali lagi dia melakukan perjalanan kali ini menuju Paris.

Di Universitas Paris dia meneruskan pelajarannya, belajar tata-bahasa Latin dan literatur, filosofi, dan teologi. Dia menghabiskan waktu beberapa bulan setiap musim panas untuk meminta-minta di Flanders demi uang yang digunakannya untuk menghidupi dirinya sendiri dan membiayai pelajarannya sepanjang tahun itu. Di Paris dia bertemu dan tinggal bersama Franciscus Xaverius dan Peter Faber. Dia juga sangat mempengaruhi beberapa orang lainnya sesama seminarian dan memberi pengarahan kepada mereka semua dari waktu ke waktu selama tiga puluh hari, yang mana hal ini nantinya dikenal sebagai Latihan Rohani. Franciscus Xaverius adalah yang paling sulit menerima bimbingan karena pikirannya dipenuhi oleh kesuksesan dan kemuliaan duniawi. Akhirnya Ignatius dan enam lainnya memutuskan untuk mengambil kaul selibat dan kemiskinan dan pergi ke Tanah Suci. Kalau tidak mungkin melakukan perjalanan ke Tanah Suci, mareka akan pergi ke Roma dan menyerahkan tugas pelayanan mereka sesuai kehendak Sri Paus. Mereka tidak melakukan semua hal ini sebagai suatu tarekat religius atau kongregasi, tetapi sebagai imam-imam secara individual. Selama setahun mereka menunggu, akan tetapi tidak ada satupun kapal yang bisa mengangkut mereka ke Tanah Suci karena pertikaian antara umat Kristen dan Muslim. Sementara menunggu mereka menghabiskan waktu dengan bekerja di rumah sakit dan mengajarkan katekisme di berbagai kota di wilayah utara Italia. Selama masa inilah Ignatius ditahbiskan menjadi imam, meskipun dia tidak memimpin Misa Kudus sampai setahun berikutnya. Dipercaya bahwa dia ingin merayakan Misa pertamanya di Yerusalem, di tempat dimana Yesus sendiri pernah hidup.

Perkumpulan Yesus

Ignatius bersama-sama dua pendampingnya, Peter Faber dan James Lainez, memutuskan untuk pergi ke Roma dan menyerahkan misi mereka sesuai kehendak Sri Paus. Beberapa kilometer diluar kota Ignatius kembali mendapat pengalaman mistik. Di suatu kapel di La Storta dimana mereka pernah berhenti untuk berdoa, Allah Bapa memberitahukan kepada Ignatius, "Aku menyukai engkau tinggal di Roma" dan bahwa Dia akan menempatkan Ignatius bersama Putera-Nya. Ignatius tidak mengerti makna dari pengalaman mistis tersebut, karena bisa saja berarti penindasan maupun keberhasilan karena Yesus mengalami keduanya. Tetapi hatinya merasa tenang karena seperti dikatakan oleh Santo Paulus, "berada bersama Yesus meski dalam penindasan adalah suatu keberhasilan." Ketika mereka bertemu dengan Sri Paus, dia dengan gembira menugaskan mereka untuk mengajar Kitab Suci, teologi dan pewartaan. Disinilah pada pagi hari Natal 1538 Ignatius merayakan Misanya yang pertama di gereja Santa Maria Mayor di Kapel Palungan. Kapel ini dipercaya memiliki palungan yang asli dari Betlehem, jadi, jika Ignatius tidak bisa merayakan Misanya yang pertama di tempat kelahiran Yesus di Tanah Suci, maka ini adalah alternatif yang terbaik.

Selama masa pra-Paskah berikutnya, tahun 1539, Ignatius meminta semua kawan-kawannya untuk datang ke Roma untuk mendiskusikan masa depan mereka. Mereka tidak pernah berpikir untuk mendirikan tarekat religius sebelumnya, tetapi sekarang melihat kenyataan bahwa mereka tidak mungkin pergi ke Yerusalem, mereka harus memikirkan masa depan mereka. Apakah mereka akan menghabiskan waktu mereka bersama-sama. Setelah berminggu-minggu dalam doa dan diskusi, mereka memutuskan untuk membentuk suatu komunitas, dengan persetujuan Sri Paus, dimana mereka akan mengucapkan kaul kepatuhan kepada seorang pejabat superior yang menduduki jabatan itu seumur hidupnya. Mereka juga menyerahkan diri mereka sesuai kehendak Bapa Suci untuk pergi kemanapun dia menyuruh mereka dan untuk tugas apapun. Kaul ini ditambahkan atas kaul-kaul lainnya yang umum seperti kaul kemiskinan, kaul selibat, dan kaul kepatuhan. Persetujuan resmi atas tarekat terbaru ini diberikan oleh Paus Paulus III pada tahun berikutnya, tanggal 27 September 1540. Karena mereka merujuk pada dirinya sendiri sebagai Perkumpulan Yesus (dalam bahasa Latin disebut Societatis Jesu), dalam bahasa Indonesia tarekat mereka dikenal sebagai Serikat Yesus. Ignatius terpilih pada voting yang pertama sebagai superior jendral, tetapi dia memohon dengan sangat agar mereka untuk mempertimbangkan kembali, berdoa dan memilih ulang beberapa hari sesudahnya. Pada pemungutan suarata yang kedua kalinya, kembali Ignatius terpilih dengan suara bulat, kecuali pilihan Ignatius sendiri tentunya. Dia masih saja enggan untuk menerima jabatan ini, tetapi pembimbing spiritualnya, seorang anggota tarekat Fransiskan mengatakan kepadanya bahwa ini adalah kehendak Allah, oleh karena itu Ignatius menurut. Pada hari Jumat, minggu perayaan Paskah, 22 April 1541, di Gereja Santo Paulus-diluar-Dinding, para sahabat tersebut mengucapkan kaul-kaul mereka dalam tarekat yang baru saja terbentuk.

Tahun-tahun Terakhir

Kecintaan Ignatius adalah untuk secara aktif terlibat mengajar katekisme kepada kanak-kanak, mengarahkan orang dewasa dalam Latihan Rohani, dan bekerja diantara orang-orang miskin di rumah sakit. Namun dia mengorbankan kecintaan ini selama lima belas tahun berikutnya, yaitu sampai wafatnya, dengan bekerja dari dua ruang kecil, kamar tidurnya dan disebelahnya adalah ruang kerjanya. Dari sinilah dia memberi pengarahan kepada serikat yang baru ini di seluruh dunia. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun menuliskan Konstitusi Serikat dan menuliskan ribuan surat-surat ke segala penjuru dunia kepada sesama kaum Yesuit yang menyangkut segala hal-hal yang berhubungan dengan Serikat Yesus dan juga memberi pengarahan spiritual kepada kaum awam pria dan wanita. Dari tempat tinggalnya yang kecil di Roma, dia akan melihat semasa hidupnya perkembangan Serikat Yesus dari delapan anggota menjadi seribu anggota, dengan universitas dan rumah-rumah spiritual yang tersebar di segala penjuru Eropa sampai Brazilia dan Jepang. Beberapa dari sesama pendiri Serikat nantinya menjadi teolog-teolog asisten Sri Paus di Konsili Trente, suatu peristiwa yang merupakan tonggak penting dalam Gerakan Katolik Kontra-Reformasi.

Pada mulanya, Ignatius menulis sendiri surat-suratnya, tetapi setelah Serikat Yesus berkembang menjadi besar dan tersebar ke seluruh dunia, nyaris tidak mungkin baginya untuk berkomunikasi dengan setiap orang dan masih punya waktu untuk mengurus Serikat yang baru ini. Oleh karenanya father Polanco diangkat menjadi sekretaris pada tahun 1547 untuk membantu Ignatius dalam hal korespondensi surat-surat. Ignatius menulis nyaris 7000 surat sepanjang hidupnya, dan sebagian besar ditulis setelah dia diangkat menjadi pejabat superior jendral Yesuit. Ignatius menganggap bahwa korespondensi antara para anggota Yesuit sebagai elemen yang paling penting dalam membina persatuan. Perpisahan antara Yesuit di seluruh dunia adalah salah satu bahaya terbesar bagi perkembangannya, kerasulan maupun persatuan Serikat Yesus. Oleh karenanya dia tidak hanya menulis kepada semua rumah-rumah spiritual tarekat tersebut, tetapi dia juga memerintahkan supaya setiap superior lokal di seluruh dunia menulis surat secara teratur ke Roma, dan menginformasikan kepadanya tentang hal-hal yang terjadi. Informasi ini lantas bisa diteruskan ke pusat-pusat Yesuit dimanapun.

Dalam surat-suratnya kepada anggota-anggota Serikat, dia memperlakukan mereka masing-masing secara individual. Dia sangat bermurah hati dan lembut terhadap mereka yang paling memberinya kesulitan. Di lain pihak, terhadap mereka yang paling saleh dan rendah hati, dia tampak kadangkala terlalu keras, tentunya karena dia tahu bahwa mereka bisa menerima koreksinya tanpa protes, karena menyadari bahwa Ignatius mengasihi mereka dan semata-mata ingin yang terbaik bagi kehidupan spiritual mereka. Father James Lainez, salah satu pendamping Ignatius sejak awalnya, adalah pejabat superior provinsi di Italia Utara. Dia telah melakukan beberapa hal yang membuat Ignatius menjadi sorotan publik, termasuk membuat beberapa komitmen yang tidak dapat dipenuhi oleh Ignatius. Ditambah lagi, Lainez pernah menyatakan ketidak-setujuannya kepada yang lain-lainnya tentang suatu pergantian personel yang dibuat oleh Ignatius.

Ignatius menulis kepada Lainez melalui sekretarisnya, father Polanco: Dia (Ignatius) meminta saya untuk menulis kepadamu dan mengatakan kepadamu untuk mengurus wilayahmu sendiri, yang mana jika engkau lakukan dengan baik, engkau telah melakukan lebih daripada biasanya. Jangan engkau memusingkan diri dengan memberikan pendapatmu terhadap urusan-urusannya, karena dia tidak menghendaki pendapat darimu kecuali kalau dia memintanya, dan malah lebih tidak lagi sekarang ini setelah engkau menduduki jabatanmu, karena administrasi provinsimu belum berbuat banyak untuk menambah kredibilitasmu dimatanya. Periksalah kesalahanmu di hadapan Allah Tuhan kita, dan selama tiga hari sempatkan waktumu untuk berdoa bagi hal ini. Orang-orang kudus itu tidak hanya semata-mata orang yang baik hati.

Lainez menerima kritikan tajam ini dengan kerendahan hati dan meminta untuk diberikan beberapa tugas berat sebagai penitensi, seperti misalnya diturunkan dari jabatannya dan diberikan tugas yang paling keras dalam Serikat Yesus. Ignatius bahkan tidak pernah lagi menyinggung insiden tersebut, dan membiarkan Lainez menjalankan tugasnya seperti sebelumnya. Lainez nantinya akan menggantikan Ignatius sebagai Superior Jendral Yesuit yang kedua.

Meski penuh semangat untuk membawa orang-orang kepada Allah dan menolong mereka secara spiritual, Ignatius tetap merupakan seorang yang praktis dan masuk akal. Seorang anggota Yesuit pernah mengeluh karena mendapat kesulitan dari sekelompok umat yang sangat taat yang memonopoli semua waktunya tanpa alasan yang kuat. Melalui father Polanco, Ignatius memberi petunjuk kepadanya bagaimana menangangi dengan secara rendah hati, orang-orang yang demikian, tanpa membuat mereka merasa tersinggung. Ignatius juga pernah menyatakan bagaimana untuk membebaskan diri kita dari orang yang sudah tidak bisa diharapan. Dia menyarankan untuk berbicara kepada orang itu dengan tegas mengenai neraka, penghakiman dan hal-hal demikian. Dengan demikian dia tidak akan kembali terus mengganggu, dan jikapun dia kembali, ada kemungkinan dia bisa tersentuh oleh Tuhan.

Ada seorang uskup yang punya rasa permusuhan yang besar terhadap Serikat Yesus. Dia menolak untuk membolehkan tarekat ini di wilayah keuskupannya, dan dia mengucilkan siapapun yang menjalakan Latihan Rohani. Dia dikenal sebagai uskup "Cilicio" oleh para Yesuit. ("Cilicio" adalah pakaian dari kain kasar yang biasa dipakai sebagai tanda penitensi.) Ignatius mengatakan kepada para Yesuit yang cemas terhadap sikap uskup ini untuk relaks "uskup Cilicio adalah seorang yang sudah tua. Serikat Yesus masih muda. Kita bisa menunggu."

Yesuit dan Dunia Pendidikan

Mungkin karya pelayanan Serikat Yesus yang dimulai oleh Ignatius yang paling terkenal adalah dalam dunia pendidikan. Akan tetapi sungguh menarik kenyataan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyertakan pengajaran ditanara karya pelayanan Yesuit pada mulanya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tujuan para anggota-anggota yang pertama adalah menyerahkan diri kepada kehendak Sri Paus untuk pergi kemanapun mereka dibutuhkan. Sebelum tahun 1548, Ignatius telah membuka sekolah-sekolah di Italia, Portugis, Belanda, Spanyol, Jerman dan India, tetapi sekolah-sekolah ini terutama dimaksudkan untuk mendidik calon-calon Yesuit yang masih muda. Sepuluh akademi serupa didirikan dalam enam tahun yang menunjukkan perkembangan yang pesat dari Yesuit. Tetapi di tahun 1548 atas permintaan magistrat Messina di Sicilia, Ignatius mengirim lima orang untuk membuka sekolah bagi kaum awam maupun murid-murid Yesuit. Segera sesudahnya menjadi nyata atas permintaan berbagai penguasa, uskup, dan berbagai kota bahwa karya pelayanan ini adalah cara yang paling efektif untuk mengkoreksi korupsi dan penyelewengan diantara kaum religius dan awam, untuk menghentikan kemunduran Gereja di tengah-tengah Reformasi, dan untuk memenuhi moto Serikat Yesus, "Ad Maiorem Dei Gloriam," artinya, demi kemuliaan yang lebih besar bagi Allah.

Ignatius menyebutkan hal ini dalam suratnya kepada father Araoz: "Kebaikan yang lebih universal adalah kebaikan yang lebih Ilahi. Oleh karena itu sebaiknya berikan preferensi kepada orang-orang dan tempat-tempat yang melalui pertumbuhannya, menjadi sumber penyebaran kepada orang-orang lain yang mencari bimbingan daripadanya. Atas alasan yang sama, preferensi sebaiknya diberikan kepada universitas-universitas yang pada umumnya dihadiri oleh sejumlah besar orang yang mendapat pertolongan daripadanya dan pada gilirannya bisa menjadi pekerja untuk menolong yang lain-lainnya."

Ini sesuai dengan salah satu prinsip utama Ignatius dalam memilih kerasulan: segala hal sifatnya setara, pilih diantara kerasulan tersebut yang akan mempengaruhi mereka yang paling berpengaruh terhadap orang lain. Mungkin pernyataan yang terbaik dari ide ini adalah surat yang ditulisnya tentang pendirian sebuah universitas di bulan Desember 1551: Dari antara mereka yang sekarang ini cuma sebagai murid, pada waktunya sebagian akan memegang berbagai peran, seseorang untuk mewartakan iman dan membimbing jiwa-jiwa, yang lainnya kepada bidang pemerintahan dan kehakiman, yang lain-lainnya kepada panggilan-panggilan lainnya. Akhirnya, karena anak-anak muda akan menjadi pria dewasa, pendidikan yang baik dalam doktrin iman dan kehidupan mereka, akan bermanfaat bagi banyak orang lainnya, dengan buahnya terus tumbuh lebat setiap harinya. Sejak saat itu, Ignatius membantu mendirikan sekolah-sekolah Yesuit dan universitas-universitas di seluruh Eropa dan dunia.

Ignatius sebagai Seorang Manusia

Mungkin benar gambaran tentang Ignatius yang dimiliki orang-orang yaitu sebagai seorang prajurit: kokoh, bersemangat baja, praktis, kurang menunjukkan emosi - jelas bukan suatu karakter yang menarik dan hangat. Akan tetapi jika ini adalah gambaran yang tepat, sulit untuk dicerna bahwa dia bisa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap mereka yang mengenalnya. Luis Goncalves de Camara, salah satu sahabatnya yang terdekat menulis: "Dia (Ignatius) selalu cenderung kepada kasih; bahkan, dia seluruhnya adalah kasih, dan karena itu dia secara universal dikasihi oleh semua orang. Tidak seorangpun dalam Serikat Yesus yang tidak memiliki kasih yang besar terhadapnya dan tidak menganggap dirinya juga sama dikasihi olehnya."

Kadangkala dia menangis keras pada waktu Misa Kudus sehingga dia tidak dapat meneruskan, bahkan tidak dapat berbicara untuk beberapa waktu, dan dia khawatir bahwa karunia airmatanya bisa membuatnya kehilangan penglihatannya. Goncalves de Camara mengatakan, "Kalau dia tidak menangis tiga kali selama Misa Kudus, dia menganggap dirinya kehilangan rasa penghiburan." Kita menganggap banyak orang kudus sebagai mistik yang agung, tetapi tidak pernah berpikir bahwa Ignatius adalah salah satu diantaranya. Kita telah menyebutkan sedikit dari banyak penglihatan dan pengalaman mistik yang dialami selama hidupnya. Akan tetapi, kekudusannya tidak didasarkan atas hal demikian, melainkan dalam kasih yang besar yang mengarahkan jalan hidupnya untuk melakukan segala hal AMDG, untuk kemuliaan yang lebih besar bagi Allah.

Saat-saat Ajal

Sejak masih sebagai pelajar di Paris, Ignatius telah menderita berbagai penyakit pencernaan dan keadaan ini memburuk setelah ia pindah ke Roma. Pada musim panas 1556 kesehatannya memburuk, tetapi dokter yang merawatnya berpendapat dia bisa selamat seperti sebelum-sebelumnya. Akan tetapi Ignatius merasa ajalnya sudah dekat. Pada sore hari tanggal 30 Juli, dia meminta father Polanco untuk pergi menemui Sri Paus dan meminta berkat darinya bagi Ignatius, dan menyiratkan kepada father Polanco bahwa ia menjelang ajal. Akan tetapi father Polanco lebih percaya pada kata-kata dokter daripada Ignatius dan menjawab bahwa ia harus menulis banyak surat dan mengirimkannya pada hari itu. Dia akan pergi meminta berkat Sri Paus besok harinya. Meskipun Ignatius menyatakan bahwa dia lebih suka kalau father Polanco pergi sore itu namun dia tidak memaksakan. Segera setelah lewat tengah malam, keadaan Ignatius memburuk. Father Polanco bergegas ke Vatikan untuk meminta berkat Sri Paus, tetapi sayang sudah terlambat. Mantan ksatria duniawi yang telah terlibat dalam medan peperangan yang berbeda itu, telah menyerahkan nyawanya ke tangan Tuhan. Ignatius dibeatifikasi pada tanggal 27 Juli 1609 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622, bersama-sama dengan Santo Franciscus Xaverius. Pesta peringatan Santo Ignatius dirayakan oleh Gereja secara universal pada tanggal 31 Juli, yaitu pada hari wafatnya.

Sumber : http://www.gerejakatolik.net/santa/stignatiusloyola.htm

baca selanjutnya...

Jumat, 02 Desember 2011

Para Rasul dan Penginjil

Para Rasul adalah orang-orang yang dipilih, diajarkan dan ditugaskan oleh Yesus Kristus untuk mewartakan Kabar Gembira (Injil) untuk membaptis, mendirikan, mengarahkan, dan memelihara Gereja-Nya sebagai pelayan-pelayan Allah dan penjaga misteri-misteri-Nya. Mereka adalah uskup-uskup Gereja Katolik yang pertama.

Injil Santo Matius (Matius 10:1-4) menunjukkan daftar para Rasul dalam urut-urutan seperti ini: Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Thomas, Matius, Yakobus, Yudas Thadeus, Simon dan Yudas Iskariot. Matias diangkat untuk menggantikan tempat Yudas Iskariot. Paulus menjadi Rasul oleh panggilan khusus dari Yesus Kristus. Barnabas disebut juga sebagai seorang Rasul.

Dua diantara empat penginjil (penulis kitab Injil) yaitu Yohanes dan Matius, termasuk dalam bilangan 12 rasul. Dua yang lainnya, Lukas dan Yohanes Markus, sangat erat hubungannya dengan kumpulan para Rasul.

Santo Petrus:
Nama aslinya Simon bin Yunus, lahir di Bethsaida, saudara Santo Andreas, keduanya bekerja sebagai nelayan. Dinamakan Kefas (bahasa Aram) atau Petrus (transliterasi dalam bahasa Yunani) yang berarti batu karang, oleh Yesus Kristus (Yohanes 1:42, Matius 16:18) yang menjadikannya pemimpin para Rasul dan kepala Gereja sebagai imam-Nya.

Popularitas Santo Petrus diantara bilangan para Rasul sangat menyolok. Analisa secara statistik menunjukkan bahwa namanya disebutkan sebanyak 195 kali [!!!] dalam keempat kitab Injil dan Kisah Para Rasul, sedangkan gabungan ke-11 rasul lainnya disebutkan sebanyak 130 kali saja. Santo Yohanes dalam posisi runner-up namanya hanya disebutkan sebanyak 29 kali saja. Santo Petrus selalu disebutkan sebagai yang pertama dalam bilangan para Rasul dalam ketiga Injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) maupun Kisah Para Rasul.

Bersama Santo Yakobus bin Zebedeus dan Santo Yohanes, Santo Petrus menjadi saksi atas dibangkitkannya putri Yairus dari kematian (Markus 5:21-43), transfigurasi Yesus Kristus di atas bukit (Matius 17:1-8), sengsara Yesus di Taman Getsemani (Matius 26:36-46).

Santo Petrus adalah yang pertama-tama mewartakan Injil di dan seputar Yerusalem, dan merupakan pemimpin komunitas Kristen yang pertama. Dia mendirikan gereja setempat di Antiokia. Dia memimpin konsili Gereja Katolik yang pertama di Yerusalem di tahun 51 (Kisah Para Rasul 15:7). Dia menulis dua surat dalam Kitab Perjanjian Baru, yaitu Surat Petrus 1 dan 2 kepada umat di Asia Kecil. Dia mendirikan pusat pengajarannya sebagai uskup di Roma dimana dia menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dan menjadi martir dengan cara disalibkan pada tahun 64 atau 67 selama penindasan oleh Kaisar Nero.

Patut dicatat bahwa meskipun diketahui bahwa Santo Petrus meninggal di Roma sesuai Tradisi Apostolik dan catatan sejarah, tetapi tidak diketahui dimana tepatnya letak makamnya. Pada tahun 315, kaisar Romawi, Konstantinus, yang bersikap baik terhadap umat Kristen, membangun gereja yang altarnya tepat berada di atas makam Santo Petrus. Di kemudian hari basilika (gereja ukuran raksana) yang baru dibangun di atas bangunan gereja tersebut dan setiap kali bangunan yang baru dibangun di atas pondasi bangunan yang lama sedemikian rupa hingga akhirnya menjadi Basilika Santo Petrus, Vatikan, seperti yang kita kenal sekarang ini. Sepanjang masa tersebut, pengetahuan akan letak makam Santo Petrus sudah menghilang dari sejarah. Sekitar 1500 tahun kemudian, dengan diawali oleh sebuah sebuah peristiwa kecelakaan seorang pekerja di tahun 1939, pada tahun 1958 makam Santo Petrus akhirnya ditemukan di salah satu katakombe dan letaknya persis di bawah altar yang terletak di bawah kubah Santo Petrus, Vatikan. Salah satu tulisan yang diukirkan disana berbunyi: "Petrus berbaring di dalam sini". Tidak bisa tidak, kita pasti akan teringat akan kata-kata Yesus pada Matius 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: "Engkau adalah Petrus (Aram:Kefas), dan diatas batu karang (Aram:Kefas) ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku (=Gereja, Ecclesia) dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga." Kepastian penemuan letak makam Santo Petrus tersebut, telah memberikan dimensi tambahan terhadap makna Injil Matius 16:18, yang memberi bukti tambahan bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja Yesus yang sejati.

Dalam dunia seni, Santo Petrus dilambangkan membawa dua kunci, simbol kekuasaannya dalam Gereja. Lambang lainnya juga serupa, dengan dua kunci bersilangan lambang kekuasaannya dan sebuah salib yang diposisikan terbalik yang merujuk pada posisi penyalibannya. Dirayakan tiap tanggal 29 Juni (bersama Santo Paulus) dan 22 Februari (Tahta Petrus).

Santo Andreas:
Lahir di Bethsaida, saudara dari Simon Petrus, murid dari Yohanes Pembaptis, seorang nelayan, Rasul yang pertama dipanggil (Matius 4:18, Markus 1:16, Yohanes 1:40). Ketika Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus dan berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah" dengan serta merta dia meninggalkan Yohanes Pembaptis untuk mengikuti Yesus. Menurut legenda, dia mewartakan Kabar Gembira di Yunani bagian Utara, yaitu Epirus dan Scythia, dan menjadi martir di Patras sekitar tahun 70 dengan cara disalibkan pada salib yang berbentuk huruf X. Dia tidak dipakukan pada kayu salib tetapi diikatkan. Dia bertahan selama dua hari dalam kesengsaraan dan masih terus berkhotbah kepada mereka yang mengelilinginya. Dalam dunia seni, dilambangkan dengan salib berbentuk huruf X, yang disebut Salib Santo Andreas; dihormati sebagai Santo pelindung Russia dan Skotlandia dan Patriarch Ekumenikal. Dirayakan tiap tanggal 30 November.

Santo Yakobus bin Zebedeus (Yakobus Besar):
Orang Galilea, putra Zebedeus, saudara Rasul Yohanes, dimana mereka berdua disebut oleh Yesus sebagai Boanerges, artinya putera halilintar (Markus 3:17). Dia juga seorang nelayan.

Agaknya Petrus, Yakobus dan Yohanes bertiga punya tempat yang spesial. Hanya mereka bertiga yang menjadi saksi atas: dibangkitkannya putri Yairus dari kematian (Markus 5:21-43), transfigurasi Yesus di atas bukit (Matius 17:1-8), sengsara Yesus di taman Getsemani (Matius 26:36-46). Hanya mereka bertiga yang diberi nama khusus oleh Yesus.

Tidak mengherankan kalau Yakobus dan Yohanes merasa berhak untuk menemui Yesus dan meminta apapun yang mereka inginkan. (Injil Matius 20:20-28 mengisahkan tentang permintaan ibunda Yakobus dan Yohanes yang datang kepada Yesus untuk mengajukan suatu permohonan khusus). Sebagai tanda kasihNya, Yesus tidak memarahi mereka tetapi menanyakan apa yang mereka minta. Permintaan mereka agar mereka bisa duduk di sebelah kanan-kiri Yesus jika Yesus nanti datang dalam kemuliaanNya, menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti tugas misi mereka yang sebenarnya. Yesus menjawab bahwa mereka tidak tahu apa yang dimintanya. Mereka tidak melihat salib kesengsaraan melainkan tahta duniawi. Bisakah mereka meminum cawan yang Yesus minum? Mereka bilang "kami dapat." Yesus meyakinkan bahwa memang mereka akan turut meminum cawanNya. Ke-10 rasul lainnya pun marah-marah setelah mendengar permintaan kedua bersaudara itu. Yesus menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan kepada mereka bahwa untuk menjadi besar seseorang harus menjadi pelayan.

Lebih jauh lagi Yakobus dan Yohanes menunjukkan ketidak-mengertian mereka ketika Yesus ditolak oleh orang-orang Samaria (Lukas 9:51-56). Mereka berdua ingin menggunakan kuasa yang didapatnya bukannya untuk menyembuhkan melainkan untuk menurunkan api dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria yang berani menolak Yesus tersebut. Barangkali Yesus memberi nama mereka Boanerges - putera-putera halilintar - karena semangat mereka, antusiasme mereka atau temperamen mereka. Yesuspun memarahi mereka karena pandangan mereka yang ingin menggunakan kuasa mereka dengan tanpa ampun dan balas dendam.

Meskipun dengan segala kekurangan mereka, Yesus tetap memilih Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk menemaniNya di taman Getsemani. Yesus pasti sangat bersedih ketika menemukan mereka sedang tertidur pulas pada malam yang sengsara itu.

Yakobus sungguh minum dari cawan yang diminum Yesus. Dia adalah Rasul pertama yang mati terbunuh, atas perintah raja Herodes Agripa dengan sebilah pedang (Kisah Para Rasul 12:2).

Ada keragu-raguan akan perjalanan legendaris yang dilakukannya ke Spanyol dan juga mengenai keotentikan (keaslian) relikwi-relikwi yang disebut sebagai miliknya di Santiago de Compostela, karena kurangnya bukti sejarah. Yakobus dihormati sebagai Santo pelindung Spanyol dan para penziarah dan para pekerja. Dalam dunia seni, digambarkan membawa sebuah bel peziarah. Lambangnya adalah tiga kulit kerang yang merujuk pada penziarahan. Dirayakan tiap tanggal 25 Juli (Ritus Roma/Latin) dan 30 April (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Yohanes, Penginjil:
Orang Galilea, putra Zebedeus, saudara kandung Yakobus Besar, dimana mereka berdua dinamakan Boanerges, putera-putera guruh (Markus 3:17), oleh Yesus. Dia adalah juga seorang nelayan, mungkin seorang murid Santo Yohanes Pembaptis, merupakan salah satu penginjil (penulis kitab Injil), dan yang sering disebut-sebut sebagai "murid yang terkasih" (Yohanes 19:26, 21:20).

Bersama Petrus dan Yakobus bin Zebedeus, hanya mereka bertiga yang diajak Yesus ketika: putri Yairus dibangkitkan dari kematian (Markus 5:21-43), transfigurasi Yesus di atas bukit (Matius 17:1-8), sengsara Yesus di Taman Getsemani (Matius 26:36-46).

Rasul Yohanes adalah satu-satunya yang tidak meninggalkan Yesus ketika saat-saat sengsara penyaliban Yesus. Dari kayu salib, Yesus Kristus menyatakan Bunda Maria sebagai ibu kepada Yohanes dan sebaliknya menyatakan kepada Bunda Maria bahwa Yohanes adalah anaknya (Yohanes 19:26). Sabda Yesus yang signifikan ini merujuk kepada Maria sebagai hawa yang baru, hawa yang kedua. Yohanes mewakili seluruh umat Kristen dan dengan demikian Bunda Maria menjadi ibu bagi segenap umat manusia (Lukas 1:48).

Rasul Yohanes mengarang Kitab Injil ke-empat, tiga Surat Yohanes, dan Kitab Wahyu. Injil karangannya punya karakter yang berbeda secara menyolok. Kalau Injil Matius, Markus dan Lukas dikategorikan sebagai Injil sinoptik - disebut demikian karena isinya berupa ringkasan ministri Yesus -, Injil Yohanes ditulis dengan 'gaya bebas' dan topikal, sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh sang penulis, dan mengandung makna teologis yang mendalam. Menurut tradisi, dia dibawa ke Roma dan atas perintah Kaisar Domitian dia dimasukkan kedalam belanga berisi minyak mendidih tetapi Yohanes selamat tanpa cedera sedikitpun. Yohanes lantas diasingkan ke pulau Patmos selama setahun.

Rasul Yohanes adalah satu-satunya diantara bilangan para Rasul, yang diketahui secara pasti tidak meninggal sebagai martir. Menarik untuk direnungkan apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil Yohanes 21:20,21,23 : Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus (yaitu Yohanes) sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"....Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" .... Maka tersiarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Yohanes memang sungguh-sungguh berumur panjang. Dia tinggal di Efesus di Asia Kecil untuk beberapa lamanya dan masih hidup ketika Roma dipimpin oleh Paus Santo Clement I yang suratnya kepada umat di Korintus sangat terkenal dan dijadikan bahan bukti untuk mendukung otoritas Sri Paus. Yohanes meninggal secara alami pada sekitar tahun 100 dan diatas makamnya dibangun gereja yang megah. Akan tetapi berabad-abad sesudahnya, penguasa Islam merubah gereja itu menjadi mesjid.

Dalam dunia seni, dia dilambangkan dengan seekor elang, sebagai simbol kehebatan isi kitab Injil karangannya, potret kemampuan dirinya yang menonjol dalam menyelami misteri-misteri Allah. Lambang lainnya yaitu kaliks (piala) yang dililit oleh seekor ular menurut legenda dimana dia diberikan piala berisi racun dalam suatu usaha untuk membunuhnya. Dirayakan tiap tanggal 27 Desember (Ritus Roma/Latin) dan 8 Mei (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Filipus:
Lahir di Bethsaida, Galilea. Pada awalnya Santo Filipus mungkin adalah murid Santo Yohanes Pembaptis. Hanya Injil Yohanes yang menyebutkan dua kisah tentang Santo Filipus ini. Dia dipanggil oleh Yesus sendiri dan dia membawa Natanael besertanya (Yohanes 1:43-51). Aksi Santo Filipus selanjutnya bisa dibaca dalam Kisah Para Rasul 8:4-13. Menurut tradisi, dia mewartakan Kabar Gembira di Phrygia dan menjadi martir dengan cara disalibkan terbalik di Hierapolis, Yunani, pada masa pemerintahan Kaisar Domitian.

Lambang Santo Filipus adalah sebuah salib yang didampingi oleh dua bundaran yang melambangkan dua potong roti. Dua potong roti Ini merujuk pada kata-kata Yesus yang ditujukan kepada Filipus mengenai pemberian makan kepada ribuan orang dalam Injil Yohanes 6:5-7 ..berkatalah Ia kepada Filipus: "Dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Dirayakan tiap tanggal 3 Mei (Ritus Roma/Latin) dan 14 November (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Bartolomeus (Natanael):
Satu hal yang diketahui pasti tentang Santo Bartolomeus adalah namanya disebutkan dalam bilangan para Rasul. Namanya berarti "putera Tolomai" (bar = bin = putera) dan dikenal juga sebagai Natanael dari Kana, sahabat Filipus (Yohanes 1:43-51). Ia dibawa kepada Yesus oleh Filipus, dimana Yesus memujinya sebagai orang Israel sejati yang tidak memiliki kepalsuan didalamnya.

Menurut berbagai tradisi, dia mewartakan Kabar Gembira di Etiopia, India, Persia dan Armenia, dimana dia menjadi martir dengan cara dicacah dagingnya hidup-hidup dengan pisau dan dipenggal oleh raja Astyages. Tempatnya meninggal adalah di Abanopolis, di tepi barat Laut Kaspia. Dalam dunia seni, digambarkan memegang sebilah pisau, salah satu alat yang dipakai untuk membunuhnya. Lambang Santo Bartolomeus adalah tiga bilah pisau. Dirayakan tiap tanggal 24 Agustus (Ritus Roma/Latin) dan 25 Agustus (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Thomas Didimus:
Santo Thomas orang Yahudi yang termasuk dalam bilangan 12 rasul. Ketika Yesus berkata bahwa Ia ingin kembali ke Yudea untuk mengunjungi sahabatnya Lazarus yang menderita sakit keras (Yohanes 11), Thomas menyemangati para rasul lainnya untuk ikut menemani Yesus dalam perjalanan yang penuh bahaya maut. Pada perjamuan terakhir (Yohanes 14), ketika Yesus memberitahu para muridNya bahwa Ia akan pergi untuk menyiapkan tempat bagi mereka kemana mereka akan datang karena mereka juga tahu tempat dan jalannya, Thomas berkata bahwa mereka tidak mengerti. Yesus lantas meyakinkan bahwa Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.

Namun yang paling kita ingat dari Santo Thomas yaitu keragu-raguannya akan Kebangkitan Yesus seperti disaksikan oleh para rasul pada hari Minggu Paskah yang pertama (Yohanes 20:19-20). Delapan hari sesudahnya, pada penampakan Kristus yang kedua, Yesus menegor Thomas dengan lembut karena ketidak-percayaannya dan selanjutnya memberikan bukti-bukti seperti yang dituntut oleh Thomas - tangan yang berlubang bekas paku dan luka di lambungNya. Santo Thomas menjadi yakin akan Kebangkitan Yesus dan dengan serta-merta berseru "Ya Tuhanku dan Allahku". Dengan demikian Santo Thomas menyatakan pengakuan iman akan ke-Allah-an Yesus (Yohanes 20:24-29). Santo Thomas juga disebut dalam peristiwa penampakan Kebangkitan Yesus lainnya di tepi danau Tiberias (Yohanes 21).

Menurut tradisi, setelah para rasul berpisah setelah peristiwa Pantekosta, Santo Thomas dikirim untuk mewartakan Kabar Gembira di berbagai tempat dari Laut Kaspia, Parthian, Medes, sampai Teluk Persia dan akhirnya mencapai India dimana banyak penduduk asli di negara bagian Malabar menjadi Kristen dan menyebut diri mereka sebagai "umat Kristen Thomas". Ritus khas mereka yaitu Syro-Malabar dan Syro-Malankara adalah dua diantara 22 ritus yang dikenal dan diakui oleh Gereja Katolik. Rasul Thomas menjadi martir di sekitar kota Madras, India di tempat yang bernama Calamine; mati dengan cara ditombak.

Dalam dunia seni, Santo Thomas digambarkan berlutut dihadapan Kristus yang bangkit dengan mulia, dan lambangnya adalah sebuah penggaris-siku tukang kayu dan sebilah tombak, alat yang digunakan untuk membunuhnya. Santo Thomas adalah santo pelindung para arsitek. Dirayakan tiap tanggal 3 Juli (Ritus Roma/Latin) dan 6 Oktober (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Matius, Penginjil:
Orang Galilea, salah satu dari ke-12 rasul. Rasul Matius adalah putera Alfeus (Markus 2:14) dan dipanggil untuk menjadi rasul sewaktu sedang duduk-duduk di kantor pajak di Kapernaum (Matius 9:9). Sebelum bertobat ia bekerja sebagai pemungut cukai/pajak. Dia diidentifikasi sebagai Lewi oleh Markus dan Lukas (Markus 2:13-17 dan Lukas 5:27-32). Santo Matius adalah salah satu penulis Kitab Injil.

Injil Santo Matius ditulis untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak bagi orang Yahudi, baik mereka yang percaya maupun yang tidak percaya. Bagi orang Yahudi Injil Matius dipergunakan untuk memberi semangat bagi cobaan-cobaan yang akan datang, terutama kemungkinan mereka kembali memeluk agama Yahudi. Bagi mereka yang tidak percaya, Injil Matius didesain untuk meyakinkan mereka bahwa Mesias telah datang dalam ujud Yesus dimana semua nubuat tentang Mesias telah terpenuhi secara spiritual dan bukan secara fisik. "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini". Oleh karenanya, Injil Matius menjawab pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid Santo Yohanes Pembaptis, "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (Matius 11:2-18)

Santo Matius menulis Injil dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Aram. Segera setelah itu, pada masa penindasan oleh raja Herodes Agripa I di tahun 42, Santo Matius berangkat ke luar wilayah. Tradisi lain menyebutkan bahwa Santo Matius menulis kitab Injilnya antara saat keberangkatannya hingga Konsili Yerusalem, yaitu antara tahun 42 dan 50. Yang pasti, Injilnya yang menggambarkan Kota Suci, Yerusalem, dengan altar dan Bait Suci (sinagoga) yang masih utuh dan tanpa referensi kepada pemenuhan nubuat oleh Yesus, menunjukkan bahwa Injilnya ditulis sebelum penghancuran kota Yerusalem oleh orang-orang Romawi di tahun 70 dan bukti-bukti ini menguatkan tradisi sebelumnya.

Menurut berbagai tradisi, dia mewartakan Kabar Gembira di Yudea, Etiopia, Persia dan Parthia, dan menjadi martir. Dalam dunia seni, digambarkan sebagai orang suci yang bersayap karena perannya sebagai Penginjil (Evangelis) dan Injilnya yang menggambarkan sifat-sifat manusiawi Yesus Kristus. Lambangnya adalah tiga kantung uang yang merujuk pada pekerjaannya sebagai pemungut cukai/pajak sebelum ia dipanggil untuk mengikuti Yesus. Dirayakan tiap tanggal 21 September (Ritus Roma/Latin) dan 16 November (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Yakobus (kecil):
Anak Alfeus Kleofas, menulis salah satu surat dalam Kitab Perjanjian Baru, yaitu Surat Yakobus. Ibunya, Maria, adalah saudari perempuan atau kerabat dekat dari Bunda Maria. Oleh karena itu, sesuai adat Yahudi, dia sering disebut sebagai saudara Yesus. Bahasa Aram tidak memiliki kata yang terpisah untuk membedakan sebutan kakak/adik kandung, sepupu atau misan. Dia disebut "kecil" karena dia lebih muda umurnya atau lebih kecil postur tubuhnya dibanding Santo Yakobus Besar (Yakobus bin Zebedeus).

Rasul Yakobus bin Alfeus memegang peran penting dalam komunitas Kristen di Yerusalem. Menurut tradisi, dia adalah Uskup Yerusalem yang pertama dan hadir dalam Konsili Yerusalem di tahun 50 (Kisah Para Rasul 15). Tradisi mengakui bahwa ia sebagai pengarang Surat Yakobus. Bukti-bukti berupa bahasa, gaya tulisan, dan ajaran dalam surat tersebut menunjukkan pengarangnya sebagai seorang Yahudi yang paham akan Kitab Perjanjian Lama, dan seorang Kristen yang paham akan ajaran-ajaran Injil. Bukti-bukti lain dari para Bapa Gereja dan Konsili-konsili Gereja menguatkan keaslian dan kanonitas Surat Yakobus. Tanggal surat itu ditulis tidak diketahui dengan pasti. Ada yang percaya bahwa surat itu ditulis tahun 49, sementara lainnya menduga surat itu ditulis setelah Santo Paulus menulis surat kepada umat di Roma (tahun 57-58). Mungkin juga ditulis pada sekitar tahun 60 - 62.

Dia menjadi martir, dilempar kebawah dari atap Sinagoga/Bait Allah di Yerusalem dan dibunuh dengan cara dilempari batu atau dihabisi dengan sepotong pemukul. Ahli sejarah pada waktu itu, Eusebius dan Hegesippus menyatakan bahwa Santo Yakobus menjadi martir iman, dibunuh oleh orang-orang Yahudi pada musim semi tahun 62. Mereka sangat mengagumi sifat perilakunya dan menjulukinya "Yakobus si orang benar". Dalam dunia seni, digambarkan dengan sebilah tongkat pemukul atau gada besar. Dirayakan tiap tanggal 3 Mei (Ritus Roma/Latin) dan 9 Oktober (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Yudas Thadeus:
Santo Yudas dikenal juga sebagai Thadeus, adalah saudara Santo Yakobus kecil, dan juga kerabat Yesus. Dia menulis salah satu surat dalam Kitab Perjanjian Baru, yaitu Surat Yudas.

Berbagai tradisi menyebutkan bahwa ia mewartakan Kabar Gembira di Yudea, Samaria, Idumaea, Siria, Mesopotamia, Persia dan Libia. Menurut sejarawan Eusebius, Santo Yudas Thadeus kembali ke Yerusalem pada tahun 62 dan membantu pemilihan saudaranya, Santo Simeon, sebagai Uskup Yerusalem. Dia juga menulis surat kepada Gereja-gereja di Timur, terutama kepada kaum Yahudi Kristen yang ditujukan untuk melawan pembangkangan/penyelewengan kaum Simonian, Nikolait, dan Gnostik. Santo Yudas Thadeus dikabarkan menjadi martir di Armenia yang waktu itu dibawah kekuasaan Persia. Santo Yudas Thadeus adalah murid yang menanyakan Yesus pada perjamuan terakhir mengapa Ia tidak memanifestasikan diriNya kepada seluruh dunia setelah KebangkitanNya.

Menurut legenda dia mengunjungi Beirut dan Edessa dan mungkin menjadi martir di Persia bersama Santo Simon. Doa-doa kepada Santo Yudas dipanjatkan dalam situasi-situasi yang sangat genting karena suratnya dalam Perjanjian Baru menekankan bahwa umat harus bertekun/tabah dalam situasi yang berat, kondisi-kondisi sulit, sama seperti para pendahulu kita. Oleh karena itu Santo Yudas Thadeus adalah santo pelindung kasus-kasus yang genting. Devosi terhadap Santo Yudas Thaddeus, yang disebut sebagai Santo bagi hal-hal yang mustahil (The Saint of the impossibles) cukup populer dan digalakkan di Amerika Serikat dan berbagai negara lain.

Dalam dunia seni, dilambangkan dengan sebuah halberd (sejenis senjata yang merupakan gabungan dari kampak dan tombak, seperti yang sering dipakai di abad pertengahan), yang merupakan alat yang dipakai untuk membunuhnya. Dirayakan tiap tanggal 28 Oktober (Ritus Roma/Latin) dan 19 Juni (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Simon:
Disebut orang Kanaan atau Zealot (Matius 10:4, Markus 3:18, Lukas 6:15) karena menjalani hukum Yahudi dan hukum Kanaan secara ketat. Menurut legenda, Santo Simon mewartakan Kabar Gembira di berbagai tempat di Timur Tengah dan didampingi oleh Santo Yudas Thadeus dalam berbagai perjalanan misionarisnya. Dia menjadi martir dengan cara digergaji tubuhnya dibelah dua.

Dalam dunia seni dilambangkan dengan sebilah gergaji, alat yang dipakai untuk membunuhnya, atau dilambangkan dengan sebuah buku, simbol semangatnya akan Hukum Allah. Dirayakan tanggal 28 Oktober (Ritus Roma/Latin) dan 10 Mei (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Matias:
Tindakan para rasul yang pertama setelah Yesus naik ke surga adalah memilih pengganti Yudas Iskariot. Mereka memfokuskan diri untuk mencari rasul kedua belas. Angka dua belas penting bagi bangsa yang terpilih, karena mewakili ke-12 suku bangsa Israel. Kalau Israel yang Baru datang dari murid-murid Yesus, maka dibutuhkan rasul ke-12. Tetapi Yesus telah memilih ke-12 rasul, bagaimana mereka tahu siapa yang akan mereka pilih? Seratus dua puluh orang berkumpul dan berdoa di ruang atas ketika Petrus berdiri untuk mengajukan cara melakukan pemilihan. Petrus menentukan kriterianya: rasul yang baru harus sudah menjadi murid Yesus sejak awal dan tetap setia ketika banyak orang meninggalkan Yesus karena ajaran-ajaranNya. Dua orang memenuhi kriteria: Matias dan Yusuf yang disebut Barsabas. Mereka membuang undi dan Matias terpilih untuk ditambahkan kedalam bilangan 12 rasul (Kisah Para Rasul 1:15-26).

Beberapa tradisi melaporkan bahwa Santo Matias mewartakan Kabar Gembira di Palestina, Kapadokia atau Etiopia. Dia meninggal sebagai martir. Dalam dunia seni dilambangkan dengan sebuah salib dan sebuah halberd (semacam kampak dengan ujung tombak), alat yang dipergunakan untuk membunuhnya. Lambang lainnya adalah sebilah kapak dengan buku putih terbuka yang bertuliskan "super Mathiam". Dirayakan tiap tanggal 14 Mei (Ritus Roma/Latin) dan 9 Agustus (Ritus Bizantium/Timur).

Santo Paulus:
Lahir di Tarsus, dari suku keturunan Benyamin, dan seorang warganegara Roma. Dia turut mengambil bagian dalam menindas umat Kristen sampai pada saat pertobatannya yang mukjijat di tengah perjalanannya ke Damsyik (Damaskus, Siria) (Kisah Para Rasul 9:1-18). Ia mendapat panggilan dari Yesus Kristus sendiri, yang menyatakan diri-Nya kepada Paulus dengan cara yang khusus. Dia menjadi rasul yang tidak kenal lelah bagi kaum non-Yahudi.

Dia tetap tinggal di Damaskus untuk beberapa hari setelah pembaptisannya dan lantas menuju ke Arabia mungkin selama satu dua tahun untuk mempersiapkan aktivitas misionarisnya. Sekembalinya ke Damaskus, dia tinggal disana untuk beberapa waktu, berkhotbah di sinagoga-sinagoga bahwa Yesus adalah Kristus, Putera Allah. Hal ini membangkitkan kebencian orang Yahudi dan dia harus melarikan diri dari sana. Dia lantas pergi ke Yerusalem untuk menemui Petrus dan bersilaturahmi kepada sang kepala Gereja.

Dalam perjalanan misionarisnya yang pertama bersama Barnabas, Paulus mendirikan gereja-gereja di seluruh Asia Kecil: Pisidian, Antiokia, Iconium, Lystra dan Derbe. Setelah Konsili Yerusalem, Paulus ditemani oleh Silas, dan kemudian oleh Timotius dan Lukas melakukan perjalanan misionaris keduanya. Pada perjalanan misionarisnya yang ketiga, Paulus mengunjungi tempat-tempat yang sama dan sempat tinggal di Efesus selama hampir tiga tahun. Dia dipenjarakan selama dua tahun di kota Roma, setelah sebelumnya ditangkap di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:30) dan dipenjarakan di Kaisarea (Kisah Para Rasul 23:23-24). Menurut tradisi, setelah dua tahun Santo Paulus dibebaskan dari penjara Roma dan lantas melakukan perjalanan ke Spanyol, lalu kembali ke Timur, dan kembali lagi ke Roma dimana dia kembali dipenjarakan untuk kedua kalinya. Akhirnya dia menjadi martir di Roma dengan cara dipenggal, di luar tembok-tembok kota pada tahun 67 selama penindasan oleh Kaisar Nero. Tempat ia dipenggal dikenal dengan nama Tre Fontane (Three Fountains - Tiga Mata Air) karena munculnya tiga mata air yang mukjijat di tempat kepalanya jatuh ke bumi.

Tidak kurang dari 14 surat-surat dalam Kitab Perjanjian Baru ditulis olehnya. Akan tetapi bisa dipastikan bahwa Santo Paulus menulis lebih banyak lagi surat-surat yang telah hilang. Dalam surat-suratnya Santo Paulus menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemikir religius yang sangat menonjol dan perannya yang masih dapat dirasakan dalam perkembangan iman Kristiani.

Dalam dunia seni, dia digambarkan secara bermacam-macam, juga bersama-sama dengan Santo Petrus, diantaranya dengan sebilah pedang dalam adegan pertobatannya. Lambangnya adalah sebilah pedang dibelakang sebuah buku terbuka yang bertuliskan "Spiritus Gladius" (=Pedang Roh). Dirayakan tiap tanggal 29 Juni (berbareng dengan Santo Petrus) dan 25 Januari (pertobatannya).

Santo Barnabas:
Orang Yahudi yang lahir di Siprus (Kisah Para Rasul 4:36-37). Nama aslinya Yusuf tetapi dinamakan Barnabas oleh para Rasul (Kisah Para Rasul 4:36), dimana dia dihargai sebagai seorang rasul oleh karena kerjasamanya dengan Rasul Paulus (a.l. Kisah Para Rasul 11:19-30). Merupakan sepupu Santo Markus dan anggota komunitas Kristen di Yerusalem.

Dia menjual harta bendanya dan menyerahkan uang hasil penjualan kepada para rasul. Dia meyakinkan para Rasul untuk menerima Paulus (Kisah Para Rasul 9:27), dan dikirim ke Antiokia, Siria untuk menengok umat Kristen disana dan membawa Paulus besertanya. Bersama Paulus, dia membawa sumbangan umat Antiokia kepada umat di Yerusalem waktu terjadi bencana kelaparan, dan kembali ke Antiokia bersama sepupunya, Santo Yohanes Markus. Mereka bertiga melakukan perjalanan misionaris ke Siprus, Perga (dimana Yohanes Markus melanjutkan ke Yerusalem) dan Antiokia di Pisidia dimana Paulus dan Barnabas ditolak habis-habisan oleh orang Yahudi sehingga mereka memutuskan untuk mewartakan Injil kepada kaum pagan. Mereka lalu melanjutkan ke Ikonium dan Listra di Lycaonia, dimana awalnya mereka dianggap sebagai dewa dan kemudian dilempari batu dan diusir dari kota. Mereka kembali ke Antiokia di Siria.

Ketika ada perselisihan mengenai hukum agama orang Yahudi Kristen, Paulus dan Barnabas pergi ke Yerusalem, dimana dihadapan konsili, diputuskan bahwa kaum non-Yahudi tidak perlu disunat untuk dibaptis. Sekembalinya mereka ke Antiokia, Barnabas ingin membawa serta Yohanes Markus, tetapi Paulus menolak karena Yohanes Markus meninggalkan mereka di Perga. Paulus dan Barnabas berpisah, dan Barnabas kembali ke Siprus bersama-sama dengan Yohanes Markus. Tidak ketahuan lagi berita selanjutnya, namun dipercaya bahwa Barnabas dan Paulus akhirnya berdamai.

Tradisi menyebutkan bahwa ia menjadi martir di Salamis, Siprus pada tahun 61 selama penindasan terhadap umat Kristen oleh Kaisar Nero. Lambangnya adalah 6 mawar berbentuk segitiga terbalik. Dirayakan tiap tanggal 11 Juni.

Santo Lukas, Penginjil:
Santo Lukas adalah pengarang Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul 1:1), dan disebutkan sebagai "tabib yang kekasih" oleh Rasul Paulus (Kolose 4:14), yang didampinginya selama tugas-tugas misionaris Santo Paulus (Kisah Para Rasul 16:10-40).

Santo Lukas adalah orang Yunani yang menjadi Kristen, satu-satunya pengarang Injil yang bukan Yahudi. Dalam surat Kolose 4:10-14, Rasul Paulus menyebutkan sahabat-sahabat yang bersamanya dari golongan mereka yang bersunat, dengan kata lain Yahudi, dan dia tidak memasukkan Santo Lukas dalam group ini. Injil Lukas adalah satu-satunya yang menyebutkan perumpamaan "orang Samaria yang baik hati" (Lukas 10:25-37), Yesus yang memuji iman kaum non-Yahudi seperti janda di Sarfat di tanah Sidon dan Naaman orang Siria (Lukas 4:25-27), dan kisah seorang Samaria penderita kusta yang berterima kasih (Lukas 17:11-19). Hanya dari Injil Lukas kita mendapat nyanyian pujian Maria (magnificat). Menurut sejarawan Eusebius, Santo Lukas lahir di Antiokia, Siria.

Pada masa kini, kita berasumsi bahwa seorang dokter pastilah kaya-raya. Tetapi para teolog melontarkan argumentasi bahwa mungkin Santo Lukas dilahirkan sebagai budak. Tidak jarang bagi keluarga-keluarga kaya pada jaman itu untuk mendidik budaknya dalam bidang obat-obatan, supaya mereka mempunyai dokter pribadi. Tidak hanya melalui kata-kata Santo Paulus, tetapi juga Santo Jerome, Santo Irenaeus, Caius - penulis abad kedua, mereka semua menuliskan bahwa Lukas adalah seorang dokter.

Untuk mengikuti jejak-jejak pelayanan Santo Lukas, kita harus meneliti Kisah Para Rasul. Kita tidak memiliki informasi kapan Santo Lukas bertobat dan menjadi Kristen, tetapi dengan meneliti tulisan pada kitab tersebut, kita bisa melihat dimana dia bergabung dengan Santo Paulus. Kisah Para Rasul ditulis dengan perspektif orang-ketiga, seperti seorang sejarahwan menuliskan fakta-fakta sejarah, sampai dengan pasal ke enam belas. Pada Kisah Para Rasul 16:8-9, kita mendengar pendamping Paulus "Setelah melewati Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: 'Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!'" Lalu tiba-tiba di pasal 16:10 kata "mereka" berubah menjadi "kami": "Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana." Jadi Santo Lukas bergabung dengan rombongan Paulus pertama kali di Troas pada sekitar tahun 51 dan menemaninya ke Makedonia dimana mereka melewati Samotrake, Neapolis, dan akhirnya Filipi. Santo Lukas lantas kembali merobah gaya tulisan ke orang ketiga yang agaknya menunjukkan bahwa ia tidak dimasukkan ke penjara bersama-sama dengan Santo Paulus dan bahwa ketika Paulus dibebaskan dan meninggalkan Filipi, Santo Lukas tetap tinggal disana untuk mendukung Gereja disana. Tujuh tahun berlalu sebelum Santo Paulus kembali ke daerah itu dalam perjalanan misionarisnya yang ketiga. Dalam pasal 20:5, kembali digunakan kata "kami" yang menunjukkan bahwa Santo Lukas telah meninggalkan Filipi untuk bergabung dengan Santo Paulus pada tahun 58 di Troas, di tempat mereka pertama kali bergabung. Mereka berkelana bersama melalui Miletus, Tire, Kaisarea ke Yerusalem. Lukas adalah pendamping yang setia yang tinggal bersama Santo Paulus ketika ia dipenjarakan di Roma sekitar tahun 61: "Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku" (Filemon 1:23-24). Dan semua orang lain meninggalkan Santo Paulus sewaktu ia dipenjara dan sengsara terakhir kalinya, adalah Santo Lukas yang tetap tinggal bersama Santo Paulus "Hanya Lukas yang tinggal dengan aku" (2 Timotius 4:11).

Inspirasi dan informasi bagi Injilnya dan Kisah Para Rasul berasal dari hubungannya yang erat dengan Santo Paulus dan rombongannya seperti yang Lukas jelaskan dalam pembukaan Injilnya: "Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar."

Perspektif Santo Lukas yang unik akan Yesus bisa dilihat dalam enam mukjijat dan delapan belas perumpamaan yang tidak ditemui dalam Injil yang lain. Injil Santo Lukas adalah Injil bagi orang miskin dan keadilan sosial. Hanya Injil Lukas yang mengisahkan tentang Lazarus dan Orang Kaya (Lukas 16:19-31). Santo Lukas-lah yang menggunakan "Berbahagialah orang miskin..." dan bukannya "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah" dalam Sabda Kebahagiaan (Lukas 6:20-26, Matius 5:1-12). Hanya dalam Injil Lukas kita mendengar Nyanyian Pujian Maria dimana Maria menyatakan bahwa "Allah menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang kaya pergi dengan tangan hampa" (Lukas 1:52-53)

Santo Lukas juga punya hubungan yang khusus dengan wanita-wanita dalam hidup Yesus, terutama Bunda Maria. Hanya dalam Injil Lukas kita mendengar kisah tentang pemberitahuan akan kelahiran Yesus, kunjungan Maria ke Elisabet, Nyanyian Pujian Maria, Yesus dipersembahkan di Bait Allah, dan Yesus yang hilang di Yerusalem. Kepada Santo Lukas-lah kita harus berterima kasih atas bagian ayat-ayat Alkitab dari doa Salam Maria: "Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu" yang diucapkan oleh malaikat Gabriel dan "Terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus" yang diucapkan oleh sepupunya, Elisabet.

Pengampunan dan belas kasih Allah kepada para pendosa juga sangat penting bagi Santo Lukas. Hanya dalam Injil Lukas kita mendengar kisah tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32). Hanya dalam Injil Lukas kita mendengar wanita pendosa yang membasuh kaki Yesus dengan airmatanya (Lukas 7:36-50). Sepanjang Injil Lukas, Yesus berpihak kepada yang ingin kembali kepada kemurahan Tuhan. Membaca Injil Lukas memberi gambaran yang jelas akan sifatnya yang mengasihi orang miskin, yang menginginkan pintu Kerajaan Allah terbuka bagi semua orang, yang menghargai para wanita, yang melihat adanya harapan belaskasih Allah bagi semua orang.

Kisah Santo Lukas setelah meninggalnya Santo Paulus tidak diketahui dengan pasti. Beberapa penulis sejarah mengatakan bahwa ia menjadi martir, sementara lainnya mengatakan ia berumur panjang. Dalam dunia seni, dia digambarkan dengan seekor lembu atau domba (karena Injil karangannya dimulai dengan adegan kurban persembahan di Sinagoga/Bait Suci). Lambangnya adalah seekor lembu yang bersayap. Santo Lukas adalah santo pelindung para dokter dan ahli bedah. Dirayakan tiap tanggal 18 Oktober.

Santo Markus, Penginjil:
Nama lengkapnya, Yohanes Markus (Kisah Para Rasul 15:37). Dia adalah sepupu Santo Barnabas dan merupakan anggota komunitas Kristen yang pertama di Yerusalem. Baik Santo Yohanes Markus maupun ibunya dihormati oleh komunitas Gereja purba dan rumah ibunya sering digunakan sebagai tempat berkumpul bagi umat Kristen.

Dia mendampingi Santo Paulus dan Santo Barnabas dalam tugas-tugas misionaris mereka (Kisah Para Rasul 12:12 dan 15:35-41) melalui pulau Siprus. Lalu dia hanya mendampingi Santo Barnabas. Kemudian dia juga berada di Roma bersama Santo Paulus dan Santo Petrus (1 Petrus 5:13).

Dia menulis Kitab Injil kedua mungkin di Roma sebelum tahun 60. Dia menulis Injilnya dalam bahasa Yunani bagi kaum non-Yahudi yang menjadi Kristen. Injil karangannya adalah yang paling pendek diantara keempat kitab Injil. Menurut tradisi Santo Markus diminta oleh orang-orang Romawi untuk menuliskan ajaran-ajaran Santo Petrus. Hal ini dikuatkan oleh posisi Santo Petrus dalam Injil Markus. Injil Markus melukiskan hidup Yesus melalui pandang mata Santo Petrus, pemimpin para rasul.

Menurut tradisi dia mendirikan Gereja di Alexandria, Mesir, dan menjadi uskup disana, dan menjadi martir di jalanan kota tersebut. Dalam dunia seni, dia dilambangkan dengan seekor singa yang bersayap, yang melambangkan Santo Yohanes Pembaptis sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun, seperti tertulis pada awal Kitab Injil karangan Santo Markus. Dirayakan tiap tanggal 25 April

Yudas Iskariot:
Kitab-kitab Injil hanya menulis sedikit fakta-fakta seputar Yudas Iskariot, sang rasul yang menghianati Kristus. Satu-satunya orang non-Galilea diantara bilangan ke-12 Rasul, dia berasal dari Carioth, sebuah kota di sebelah selatan Yudea. Dia adalah bendaharawan para Rasul. Dia disebut sebagai maling kecil oleh Santo Yohanes. Dialah yang menyuarakan ketidak-senangannya akan penghamburan uang, yang disebutnya bisa digunakan bagi orang-orang miskin, sehubungan dengan peristiwa pengurapan Yesus di Betania. Dia berinisiatif mengatur penghianatan terhadap Yesus Kristus. Setelah itu, dia mengaku bahwa dia telah menghianati seorang yang tidak bersalah dan membuang uang yang telah diterima sebagai pembayarannya ke dalam Bait Allah. Mengenai kematiannya, Matius mengatakan bahwa Yudas menggantung diri, sedangkan Kisah Para Rasul menyatakan bahwa ia jatuh tertelungkup, perutnya terbelah dan isinya menghambur keluar. Kedua laporan ini lebih menekankan segi makna daripada cara Yudas meninggal - yaitu kesengsaraan kematian seorang pendosa. Konsensus umum tentang sebab mengapa Yudas berhianat terhadap Yesus difokuskan pada imaginasi Yudas yang salah dan penolakan untuk menerima konsep Juru Selamat (Mesiah, Kristus) yang menderita, dan penderitaan dirinya sendiri sebagai seorang Rasul.


Dikompilasi dan diterjemahkan oleh Jeffry Komala dari narasumber:
1999 Our Sunday Visitor's Catholic Almanac
Website http://www.catholic.org
New American Bible, personal study edition, Oxford University Press
Saints, Signs, and Symbols
The World's Greatest Secret (mengandung kutipan dari buku The Bones of St. Peter)
http://www.gerejakatolik.net/info/pararasul.htm

baca selanjutnya...

Senin, 28 November 2011

Para Bapa Gereja dan Para Doktor Gereja

Para Bapa Gereja adalah para teolog-teolog dan penulis dari delapan abad pertama yang memiliki kesucian dan pemahaman iman yang sangat menonjol. Mereka merupakan saksi-saksi utama atas kepercayaan dan ajaran-ajaran Gereja Katolik. Mereka secara satu suara dalam menerima doktrin-doktrin sebagai inspirasi Ilahi sehingga hal ini dianggap sebagai bukti bahwa doktrin-doktrin tersebut diterima secara universal oleh Gereja Katolik, sejalan dengan Tradisi Apostolik (Rasuli) dan Kitab Suci. Mereka juga satu suara dalam menolak doktrin-doktrin yang dianggap sebagai menyeleweng (heretik). Meski demikian, tidak berarti tulisan-tulisan mereka sendiri bebas dari kesalahan dari segala aspek.

Yang terbesar diantara para Bapa Gereja ini adalah Santo Ambrosius, Santo Agustinus, Santo Jeremia, dan Paus Santo Gregorius Agung dari wilayah Barat; Santo Yohanes Crisostomus, Santo Basilus Agung, Santo Gregorius dari Nazianzen dan Santo Athanasius, semuanya dari wilayah Timur.

Para Doktor Gereja adalah penulis-penulis Gereja yang memiliki pemahaman iman dan kesucian yang sangat menonjol. Mereka diberikan gelar doktor karena manfaat-manfaat besar yang didapat oleh Gereja dari hasil karya mereka. Meskipun demikian, tulisan-tulisan mereka juga tidak berarti bebas dari kesalahan dari segala aspeknya.

Santo Albertus Agung (1200-1280)

Lahir di Swabia, Jerman. Anggota tarekat Dominican. Uskup Regensburg dari tahun 1260-1262. Menulis secara panjang-lebar tentang logika, ilmu-ilmu alam, etika, metafisik, Kitab Suci, teologi sistematis, turut menyumbang perkembangan Skolastisisme. Beliau juga merupakan guru dari Santo Thomas Aquinas. Dikanonisasi dan diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1931. Diangkat sebagai santo pelindung para ilmuwan pada tahun 1941. Diberi gelar Doktor Universalis, Doktor Expertus. Pesta perayaannya tanggal 15 November.

Santo Alfonsus Ligouri (1696-1787)

Dilahirkan di dekat Naples, Italia. Menjabat sebagai Uskup atas 'Santa Agatha dari orang-orang Goth' dari tahun 1762-1775. Beliau merupakan pendiri tarekat Redemtoris. Selain karya utamanya, Theologiae Moralis, beliau juga menulis mengenai doa, kehidupan spiritual dan topik-topik yang menyangkut doktrin, sebagai tanggapan atas kontroversi. Beliau dikanonisasi pada tahun 1839 dan diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1871. Diangkat sebagai santo pelindung para konfesor (imam yang memberikan sakramen tobat) dan kaum moralis, pada tahun 1950. Pesta perayaan tanggal 1 Agustus.

Santo Ambrosius (340-397)

Dilahirkan di Trier, Jerman. Menjabat Uskup Milan dari tahun 374-397. Beliau merupakan salah satu penentang pembangkangan Arianisme di wilayah Barat. Homili-homilinya dan tulisan-tulisan lainnya, menyangkut iman, Roh Kudus, Inkarnasi, sakramen-sakramen dan topik-topik lainnya, bersifat pastoral dan praktis. Beliau membawa pengaruh bagi perkembangan suatu liturgi di Milan yang diberi nama sesuai namanya: Ambrosius. Beliau adalah Bapa dan sekaligus Doktor Gereja. Pesta perayaan tanggal 7 Desember.

Santo Anselmus (1033-1109)

Lahir di Aosta, Piedmont, Italia. Anggota tarekat Benediktin. Menjabat sebagai Uskup Agung Canterbury dari tahun 1093-1109. Selain karya utamanya, Cur Deus Homo, mengenai penebusan dan rekonsiliasi manusia dengan Tuhan melalui Kristus, beliau juga menulis tentang keberadaan dan atribut Tuhan dan membela penjelasan atas Filioque yaitu prosesi Roh Kudus dari Bapa dan Putera. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1720. Digelari sebagai Bapa Skolastisisme. Pesta perayaan tanggal 21 April

Santo Antonius dari Padua (1195-1231)

Lahir di Lisbon, Portugal. Merupakan teolog pertama dari tarekat Fransiskan. Beliau adalah seorang pewarta Injil. Dikanonisasi tahun 1232. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1946. Diangkat sebagai Doktor Evangelisasi. Pesta perayaan tanggal 13 Juni.

Santo Athanasius (297-373)

Lahir di Alexandria (Iskandariah, Mesir). Menjabat sebagai Uskup Alexandria tahun 328-373). Turut berpartisipasi dalam Konsili Nikea I sewaktu masih menjabat sebagai deakon. Beliau adalah penentang yang sangat dominan terhadap paham Arianisme. Dia menuliskan bantahan-bantahannya terhadap Arianisme dalam tulisan "Apologi terhadap kaum Arian", "Ceramah melawan Arianisme" maupun karya-karya lainnya. Salah satu Bapa dan sekaligus Doktor Gereja. Digelari Bapa Ortodoksi. Pesta perayaan 2 May.

Santo Agustinus (354-430)

Lahir di Tagaste, Afrika Utara. Menjabat sebagai Uskup Hippo tahun 395-430 setelah bertobat dari paham Manichaeisme. Karya-karyanya termasuk autobiografi dirinya dan Pengakuan mistiskal, Kota Tuhan, ajaran Trinitas, rahmat, pasal-pasal Alkitab dan doktrin-doktrin yang dipertanyakan dan disangkal oleh penganut Manichaeisme, Pelagianisme dan Donatisme. Beliau membawa pengaruh yang besar dan terus hingga kini terhadap teologi Kristiani dan filosofi. Beliau juga adalah Bapa dan sekaligus Doktor Gereja. Digelari sebagai Doktor Rahmat-karunia. Pesta perayaan 28 Agustus.

Santo Basilus Agung (329-379)

Lahir di Kaisarea, Kapadokia, Asia Kecil. Menjabat sebagai Uskup Kaisarea tahun 370-379. Beliau menulis tiga buku Contra Eunomium, yaitu untuk membantah penyelewengan Arianisme. Beliau juga menulis ajaran tentang Roh Kudus, banyak homili-homili dan banyak aturan-aturan bagi hidup membiara, yang mana ia membawa banyak pengaruh. Beliau adalah Bapa dan Doktor Gereja. Digelari sebagai Bapa Monastisisme (hidup membiara) di wilayah Timur. Pesta perayaan tanggal 2 Januari.

Santo Bede Yang Terhormat (673-735)

Lahir di Northumberland, Inggris. Anggota tarekat Benediktin. Selain karya utamanya, Sejarah Gerejawi negara Inggris (meliputi periode 597-731), beliau juga menulis komentar-komentar Alkitab. Beliau dianggap sebagai orang yang paling terpelajar di Eropa Barat pada jamannya. Digelari sebagai Bapa Sejarah Inggris. Pesta perayaan tanggal 25 Mei.

Santo Bernardus dari Clairvaux (1090-1153)

Lahir dekat Dijon, Perancis. Beliau adalah seorang abot, yaitu pemimpin biara dan seorang reformer monastis (hidup membiara). Disebut sebagai pendiri kedua dari tarekat Cistercian. Beliau juga adalah seorang teolog mistis dengan pengaruh yang besar terhadap kehidupan devosional. Merupakan penentang paham rasionalisme yang dibawa oleh Abelard dan yang lain-lainnya. Dikanonisasi tahun 1174. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1830. Digelari sebagai Doktor Manis Suara karena keluwesan berbicaranya. Pesta perayaan tanggal 20 Agustus.

Santo Bonaventura (1217-1274)

Lahir di Viterbo, Italia. Anggota tarekat Fransiskan. Menjabat sebagai Uskup Albano dari tahun 1273-1274 dan menjadi kardinal. Menulis Itinerarium Mentis in Deum, De Reductione Artium ad Theologiam, Breviloquium, komentari Alkitab, karya-karya mistis tambahan menyangkut kehidupan devosional dan kehidupan Santo Fransiskus dari Asisi. Dikanonisasi tahun 1482. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1588. Digelari sebagai Doktor Seraphic. Pesta perayaan 15 Juli.

Santa Catherine dari Siena (1347-1380)

Lahir di Siena, Italia. Anggota tersier tarekat Santo Dominikus. Beliau adalah seorang mistik Gereja. Beliau mengarang serentetan surat-surat yang panjang, yang terutama menyangkut instruksi spiritual dan dorongan semangat, kepada rekan-rekannya, dan Dialogue, sebuah perjanjian spiritual dalam empat ajaran. Dia berperan aktif dalam gerakat syuhada melawan orang-orang Turki dan usaha-usaha untuk mengakhiri pertentangan antara kekuatan pendukung Paus dan sekutu-sekutu Florentine. Beliau berpengaruh besar dalam mendorong Paus Gregorius XI dan rombongan Curia kembali ke Roma pada tahun 1377, untuk mengakhiri periode pemerintahan Paus dari Avignon, Perancis. Dikanonisasi tahun 1461. Diproklamasikan sebagai doktor wanita yang kedua pada tanggal 4 Oktober 1970. Pesta perayaan 29 April.

Santo Cyril dari Alexandria (376-444)

Lahir di Mesir. Menjabat sebagai Uskup Alexandria dari tahun 412-444. Beliau menulis ajaran-ajaran tentang Trinitas, Inkarnasi dan topik-topik lainnya, terutama dalam rangka menyangkal penyelewengan Nestorianisme. Dia memberikan sumbangan yang menentukan atas perkembangan Kristologi. Dia hadir pada saat Konsili Efesus tahun 431. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1882. Pesta perayaan 18 Maret.

Santo Cyril dari Yerusalem (315-386)

Menjabat sebagai Uskup Yerusalem sejak tahun 350. Beliau adalah penentang paham Arianisme yang sangat gigih. Karya utamanya, Katekesis, sebuah penjelasan pra-baptisme kredo Yerusalem. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1882. Pesta perayaan 18 Maret.

Santo Efraem (306-373)

Lahir di Nisibis, Mesopotamia. Membendung penyebaran paham Gnosik dan Arianisme lewat puisi-puisi dan himne-himne yang dikarangnya sendiri. Beliau juga menulis tentang Ekaristi dan Maria. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1920. Digelari sebagai Deakon dari Edessa dan si "Harpa Roh Kudus". Pesta perayaan 9 Juni.

Santo Fransiskus dari Sales (1567-1622)

Lahir di Savoy. Menjabat Uskup Jenewa tahun 1602-1622. Beliau adalah seorang penulis spiritual dengan pengaruh yang kuat terhadap kehidiupan devosional melalui ajarna-ajaran seperti Perkenalan terhadap Hidup Taat, dan Kasih Tuhan. Dikanonisasi tahun 1655. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1877. Diangkat sebagai santo pelindung para penulis Katolik dan penerbitan Katolik.

Santo Gregorius Nazianzen (330-390)

Lahir di Arianzus, Kapadokia, Asia Kecil. Menjabat sebagai Uskup Konstantinopel tahun 381-390). Beliau adalah penentang yang sangat gigih terhadap paham Arianisme. Selain lima ceramah teologis tentang Kredo Nikea dan Trinitas yang mana paling dikenal darinya, beliau juga menulis surat-surat dan puisi-puisi. Bapa dan Doktor Gereja. Digelari sebagai Demosthenes Kristen karena keluwesan berbicaranya dan bagi Gereja Timur, sebagai Sang Teolog. Pesta perayaan tanggal 2 Januari.

Paus Santo Gregorius Agung I (540-604)

Lahir di Roma. Menjabat sebagai Paus dari tahun 590-604. Beliau menulis banyak komentari kitab suci, suatu kompendium teologis dalam Buku Morals yang didasarkan atas kitab Ayub, Dialog menyangkut hidup para orang kudus, imortalitas roh, kematian, api penyucian, surga dan neraka, dan 14 buku surat-surat. Beliau menguatkan supremasi Sri Paus dan menetapkan posisi Paus vis-a-vis kaisar. Dia mengerjakan reformasi kaum imam dan kehidupan membiara dan penetapan selibat imam. Bapa dan Doktor Gereja. Pesta perayaan 3 September.

Santo Hillarius dari Poitiers (315-368)

Lahir di Poitiers, Perancis. Menjabat sebagai Uskup Poitiers tahun 353-368. Beliau menulis De Synodis, yang menyinggung paham Arianisme, dan De Trinitate, studi mendetail pertama menyangkut doktrin Trinitas dalam bahasa Latin. Beliau memperkenalkan teologi Timur ke Barat. Beliau turut menyumbang bagi perkembangan himnologi. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1851. Digelari sebagai "Athanasius dari Barat" karena pembelaannya yang gigih atas sifat ke-Allahan Yesus Kristus dalam menentang paham Arianisme. Dipestakan tanggal 13 Januari.

Santo Isidore dari Seville (560-636)

Lahir di Kartagena, Spanyol. Menjabat sebagai Uskup Seville tahun 600-636. Selain karya utamanya, Etymologiae, sebuah ensiklopedi pada jamannya, beliau juga menulis tentang topik-topik teologis dan sejarah. Dia dianggap sebagai orang yang paling terpelajar pada jamannya. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1722. Dipestakan tanggal 4 April

Santo Yeremia (343-420)

Lahir di Stridon, Dalmatia. Beliau menterjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani kedalam bahasa Latin dan merevisi translasi Latin Perjanjian Baru dan menghasilkan Alkitab versi Vulgate. Beliau juga menulis komentari Alkitab dan ajaran-ajaran dalam hal-hal yang kontroversial. Dianggap sebagai Bapa dan Doktor Gereja dari abad ke delapan. Digelari sebagai Bapa Ilmu Alkitab. Dipestakan tanggal 30 September.

Santo Yohanes Chrisostomus (347-407)

Lahir di Antiokia, Asia Kecil. Menjabat sebagai Uskup Agung Konstantinopel tahun 398-407. Beliau menulis homili-homili, komentari kitab suci dan surat-surat yang membawa pengaruh besar dan juga ajaran-ajaran klasik menyangkut keimaman. Diproklamasikan sebagai doktor pada Konsili Chalcedon pada tahun 451. Disebut sebagai yang terbesar dari para Bapa Yunani. Dinamakan santo pelindung para pewarta iman pada tahun 1909. Digelari sebagai "Si Mulut Emas" karena keluwesannya dalam berbicara. Dipestakan tanggal 13 September.

Santo Yohanes Damascene (675-749)

Lahir di Damaskus, Siria. Beliau adalah seorang biarawan-pertapa. Beliau menulis Sumber Kebijakan, sebuah karya tiga-bagian yang meliputi sejarah penyelewengan-penyelewengan gereja (heresy) dan eksposisi iman Kristiani, tiga Ceramah menentang kaum Ikonoklas, homili-homili tentang Maria, komentari Alkitab, dan ajaran-ajaran dengan topik moral. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1890. Disebut sebagai "Si Pembicara Emas" karena keluwesannya dalam berbicara. Dipestakan tanggal 4 Desember.

Santo Yohanes dari Salib (1542-1591)

Lahir di Kastile Tua, Spanyol. Anggota tarekat Karmelit. Beliau adalah pendiri tarekat Karmelit baru. Beliau adalah salah satu teolog mistis yang terbesar. Dia menulis Mendaki Gunung Karmel, Jiwa yang Kelam Malam, Santikel Spiritual, Nyala Hidup dari Kasih. Dikanonisasi tahun 1726. Diproklamasikan sebagai doktor 1926. Digelari sebagai Doktor Teologi Mistis. Dipestakan tanggal 14 Desember.

Santo Lawrence dari Brindisi (1559-1591)

Lahir di Brindisi, Italia. Anggota tarekat Fransiskan (Kapucin). Beliau adalah pewarta yang gigih yang berpengaruh besar pada masa setelah reformasi. 15 tome koleksi karya-karyanya meliputi komentari kitab suci, khotbah, homili dan tulisan-tulisan tentang doktrin. Dikanonisasi tahun 1881. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1959. Dipestakan tanggal 21 Juli.

Paus Santo Leo Agung I (400-461)

Lahir di Tuscany, Italia. Menjabat sebagai Paus dari tahun 440-461. Beliau menulis Tome oleh Leo, untuk menjelaskan doktrin menyangkut dua sifat dan satu Pribadi Yesus, menentang Nestorianisme dan Monophisit. Karya-karya lain meliputi khotbah-khotbah, surat-surat dan tulisan-tulisan melawan kesalahan Manichaeisme dan Pelagianisme. Dia juga memegang peran penting dalam membujuk Atilla untuk tidak menyerang Roma di tahun 452. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1574. Dipestakan tanggal 10 November.

Santo Petrus Kanisius (1521-1597)

Lahir di Nijmegen, Belanda. Anggota tarekat Jesuit. Beliau menulis eksposisi populer tentang iman Katolik dalam beberapa katekism yang banyak tersebar luas dalam 20 edisi selama masa hidupnya saja. Dia adlaah salah satu figur yang menonjol dalam masa kontra-reformasi, terutama di sebelah Selatan dan Barat Jerman. Dikanonisasi dan diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1925. Dipestakan tanggal 21 Desember.

Santo Petrus Chrisologus (400-450)

Lahir di Imola, Italia. Beliau menjabat sebagai Uskup Agung Ravenna dari tahun 433-450. Khotbah-khotbahnya dan tulisan-tulisannya, banyak diantara ditulis untuk menentang Monophisitisme, bersifat pastoral dan praktis. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1729. Dipestakan tanggal 30 Juli.

Santo Petrus Damianus (1007-1072)

Lahir di Ravenna, Italia. Anggota tarekat Benediktin. Menjabat sebagai Kardinal. Tulisan-tulisan dan khotbah-khotbahnya banyak diantaranya menyangkut reformasi gereja dan imam, bersifat pastoral dan praktis. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1828. Dipestakan tanggal 21 Februari.

Santo Robertus Bellarminus (1542-1621)

Lahir di Tuscany, Italia. Anggota tarekat Serikat Yesus. Menjabat Uskup Agung Capua dari tahun 1602-1605. Menulis Kontroversi, sebuah eksposisi tiga-volume atas doktrin yang diserang selama dan sesudah reformasi. Juga menulis dua katekisme dan karya spiritual, Seni Meninggal secara Baik. Beliau adalah otoritas dalam bidang eklesiologi dan hubungan Gereja-negara. Dikanonisasi tahun 1930. Diproklamasikan sebagai doktor tahun 1931. Dipestakan tanggal 17 September.

Santa Teresa dari Avila (1515-1582)

Lahir di Avila, Spanyol. Beliau memasuki tarekat Karmelit tahun 1535. Pada awal tahun 1560-an, memulai reformasi yang primitif dalam tarekat Karmelit, yang sangat berpengaruh besar pada kaum religius pria maupun wanita, terutama di Spanyol. Beliau menulis secara panjang-lebar tentang topik-topik spiritual maupun mistis. Karya-karya utama termasuk Autobiografinya, Jalan Kesempurnaan, Kastil Interior, Meditasi Kantikel, Dasar-dasar, Kunjungan Biarawati. Dikanonisasi tahun 1622. Diproklamasikan sebagai doktor wanita yang pertama pada tanggal 27 September 1970. Dipestakan tanggal 15 Oktober.

Santa Terese dari Lisieux (1873-1897)

Lahir di Alencon, Normandy, Perancis. Memasuki tarekat Karmelit di Lisieux pada tahun 1888, dan hidup hanya selama 9 tahun lagi saja, meninggal pada tanggal 30 September 1897 karena penyakit TBC. Percaya sepenuhnya kepada Tuhan, dalam lintasan yang digambarkannya sebagai "cara-cara yang kecil", dia menjalani hidup yang tampaknya biasa-biasa saja bagi seorang biarawati, tetapi kemajuan spiritualnya sedemikian rupa sehingga para atasan-atasannya menyuruhnya untuk menulis suatu autobiografi pada tahun 1895 (Kisah Satu Jiwa). Salah satu orang kudus yang paling populer dan paling dihormati sepanjang abad ke-20, dia dikanonisasi pada tanggal 17 Mei 1925. Paus Yohanes Paulus II memproklamasikan dirinya sebagai doktor wanita yang ketiga pada tanggal 20 Oktober 1997 dalam suratnya Divini Amoris Scientia. Dipestakan tanggal 20 Oktober.

Santo Thomas Aquinas (1225-1274)

Lahir di dekat Naples, Italia. Anggota tarekat Dominikan. Beliau adalah seorang pengajar dan penulis dari praktisnya segenap macam filosofi dan teologi. Karya-karya utamanya yaitu Summa Contra Gentiles, suatu manual dan pembelaan sistematis atas doktrin-doktrin Kristen, dan Summa Theologiae, sebuah eksposisi yang baru (pada jaman itu) atas prinsip-prinsip teologis dan filosofis. Dikanonisasi pada tahun 1323. Diproklamasikan sebagai doktor pada tahun 1567. Digelari sebagai Doktor Communis, Doctor Angelicus, dan "Si Sintesis Besar" karena cara yang dipakainya untuk menghubungkan iman dan pikiran, teologi dan filosofi (terutama yang berasal dari Aristoteles), dan mensistemasikan presentasi doktrin Kristiani. Dinamakan santo pelindung sekolah-sekolah dan pendidikan Katolik pada tahun 1880. Dipestakan tanggal 28 Januari.

Sumber : http://www.gerejakatolik.net/info/33doktor.htm

baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP