Tampilkan postingan dengan label Sejarah Gereja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Gereja. Tampilkan semua postingan

Senin, 05 Desember 2011

Peristiwa Penting dalam Sejarah Gereja

Peristiwa Penting dalam Sejarah Gereja
(setelah wafatnya Kristus)

33 M : Peristiwa Pantekosta pertama, turunnya Roh Kudus ke atas para rasul. Santo Petrus berkhotbah di Yerusalem; 3000 orang dibaptis menjadi komunitas Kristen yang pertama. Santo Stefanus, deakon, dirajam dengan batu sampai mati di Yerusalem. Dia dihormati sebagai martir Kristen yang pertama.

34 M : Santo Paulus, yang sebelumnya dikenal sebagai Saulus, penindas umat Kristen, bertobat dan dibaptis. Setelah tiga tahun hidup sendirian di gurun, dia bergabung dengan kelompok para Rasul. Dia melakukan tiga perjalanan misionaris utama dan dikenal sebagai Rasul bagi kaum non-Yahudi. Dia dipenjarakan dua kali di Roma dan dipenggal disana antara tahun 64-67.

39 M : Kornelius, orang Yunani, dan keluarganya dibaptis oleh Santo Petrus, sebuah kejadian penting yang melambangkan misi Gereja kepada segenap manusia.

42 M : Penindasan umat Kristen di Palestina terjadi pada pemerintahan raja Herodes Agrippa. Santo Yakobus bin Zebedeus, rasul pertama yang terbunuh menjadi martir, dipenggal kepalanya pada tahun 44. Santo Petrus dipenjarakan untuk beberapa waktu. Banyak umat Kristen melarikan diri ke Antiokia, menandakan awal dari penyebaran Kristen melampaui batas-batas wilayah Palestina. Di Antiokia, para pengikut Kristus untuk pertama kalinya disebut dengan sebutan Kristen.

49 M : Umat Kristen di Roma, yang waktu itu dianggap sebagai bagian dari sekte Yahudi, sangat terpukul oleh dekrit yang dikeluarkan oleh kaisar Claudius yang isinya melarang ibadat Yahudi di sana.

51 M : Konsili Yerusalem, dimana semua Rasul hadir dibawah pimpinan Santo Petrus, menyatakan bahwa sunat, aturan makanan, dan berbagai peraturan hukum Musa tidak diharuskan bagi kaum non-Yahudi yang menjadi Kristen. Dekrit yang penting ini dikeluarkan sebagai reaksi atas kaum Yahudi-Kristen yang memaksa bahwa umat Kristen harus mengikuti aturan hukum Musa untuk diselamatkan.

64 M : Penindasan dimulai di Roma dibawah caesar Nero, dimana sang caesar memulai kebakaran yang menghanguskan setengah kota Roma, lantas memfitnah umat Kristen.

64 - 67 M : Santo Petrus wafat sebagai martir di kota Roma selama penindasan oleh Nero. Dia mendirikan keuskupan di sana dan menghabiskan tahun-tahun terakhirnya disana setelah berkhotbah di Yerusalem, mendirikan keuskupan di Antiokia, dan memimpin Konsili Yerusalem.

70 : Penghancuran kota Yerusalem oleh Titus

88 - 97 : Masa jabatan Paus Santo Clement I, penerus ketiga setelah Petrus sebagai Uskup Roma. Beliau adalah salah satu Bapa Apostolik Gereja. Surat Pertama kepada umat di Korintus, ditulis oleh Gereja di Roma kepada Gereja di Korintus, untuk menyelesaikan persengketaan penyingkiran Uskup yang sah di Korintus. Caesar Domitian menindas umat Kristen, terutama di kota Roma.

100 : Wafatnya Santo Yohanes, Rasul dan Evangelis, menandai berakhirnya jaman Para Rasul dan generasi pertama Gereja. Pada akhir abad tersebut, Antiokia, Alexandria, Efesus di Timur, dan Roma di Barat, semuanya telah merupakan pusat populasi Kristen dan pengaruh Kristen.

107 : Santo Ignatius dari Antiokia menjadi martir di Roma. Dia adalah penulis Kristen pertama yang menggunakan kata "Gereja Katolik"

112 : Caesar Trajan, dalam jawabannya terhadap Pliny, gubernur wilayah Bithynia, memerintahkannya untuk tidak mengejar umat Kristen, tetapi menghukum mereka jika mereka menolak untuk menghormati dewa-dewa Romawi di hadapan umum. Jawaban resmi ini menjadi standar perlakuan magistrat Romawi dalam berurusan dengan umat Kristen.

117-138 : Penindasan dibawah kaisar Hadrian. Banyak dari Kisah-kisah para martir berasal dari periode ini.

125 : Penyebaran ajaran Gnostikisme, suatu kombinasi dari ajaran filosofi Plato dan agama-agama misterius dari Timur. Para pengikutnya mengaku bahwa prinsip-prinsip pengetahuan yang rahasia memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan wahyu Ilahi dan iman. Salah satu tema Gnostik, menyangkal ke-Allah-an Yesus, sementara yang lainnya menyangkal kemanusiaan Yesus, dan menganggapnya hanya penampilan belaka. (Docetisme, Fantasiaisme)

144 : Pengucilan Marcion, uskup dan penyeleweng ajaran iman, yang mengaku bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama sekali bertolak belakang dan tidak berhubungan sama sekali, dan bahwa tidak ada hubungan antara Allah orang Yahudi dan Allah orang Kristen, dan bahwa Kanon Alkitab hanya terdiri dari sebagian Injil Lukas dan 10 surat-surat Santo Paulus. Marcionisme berhasil diatasi oleh Roma pada tahun 200 dan dikutuk oleh konsili di Roma pada tahun 260, tetapi penyelewengan ini masih muncul hingga beberapa abad di wilayah Timur dan masih punya pengikut hingga Abad Pertengahan.

155 : Santo Polycarp, Uskup Smyrna dan murid Santo Yohanes Penginjil, wafat sebagai martir.

156 : Mulai munculnya Montanisme, semacam ekstrimisme religius. Ajaran-ajarannya terutama adalah kedatangan Yesus yang kedua kalinya, penyangkalan terhadap kekudusan Gereja dan kuasa untuk mengampuni dosa, dan moralitas religius yang berlebihan. Penyelewengan ini yang dipimpin oleh Montanus dari Phrygia dan yang lain-lain, dikutuk oleh Paus Santo Zephyrinus (199-217)

161-180 : Masa pemerintahan Marcus Aurelius. Penindasan olehnya yang dimulai setelah terjadinya bencana-bencana alam, lebi kejam dibanding para pendahulunya.

165 : Santo Justinus, salah satu penulis penting Gereja perdana, menjadi martir di Roma.

180 : Santo Irenaeus, Uskup Lyons dan salah satu teolog besar masa itu, menulis Adversus Haereses (Melawan Para Penyeleweng/kaum heretiks). Dia menyatakan bahwa ajaran dan tradisi oleh Tahta Roma adalah standar bagi kepercayaan Kristen.

196 : Kontroversi menyangkut tanggal perayaan Paskah - hari Minggu, menurut tradisi Barat, atau tanggal 14 dari bulan Nisan (dalam kalender Yahudi), tidak peduli hari apa, sesuai praktek di Timur. Kontroversi ini tidak selesai pada saat itu. Didache, adalah rekaman penting kepercayaan Kristen, praktek ibadat dan pemerintahan, pada abad pertama. Bahasa Latin diperkenalkan sebagai salah satu bahasa liturgi di Barat. Bahasa-bahasa liturgi lainnya adalah Aram dan Yunani. Sekolah Katekis Alexandria, didirikan di pertengahan abad kedua, memperluas pengaruhnya menyangkut pelajaran doktrin dan instruksi dan interpretasi/penafsiran Alkitab.

202 : Penindasan terhadap umat Kristen oleh kaisar Septimius Severus yang ingin mendirikan satu agama sederhana yang sama di seluruh wilayah kekaisaran.

206 : Tertulianus, yang masuk agama Katolik sejak tahun 197 dan merupakan penulis Gerejawi besar yang pertama dari tradisi Latin, bergabung dengan kaum pembangkang Montanis. Dia meninggal pada tahun 230

215 : Meninggalnya Santo Clement dari Alexandria, guru dari Origen dan bapa pendiri sekolah teologi Alexandria.

217-235 : Santo Hippolytus, sang anti-paus pertama. Dia bersatu kembali dengan Gereja sewaktu berada dalam penjara selama penindasan tahun 235.

232-254 : Origen mendirikan Sekolah Teologi di Kaisarea setelah mengalami pembuangan di tahun 231 sebagai kepala sekolah Alexandria. Dia meninggal di tahun 254. Dia adalah seorang pakar dan penulis yang menghasilkan banyak karya tulis. Dia adalah salah seorang pendiri teologi sistematik dan membawa pengaruh yang luas selama waktu yang lama.

242 : Manicaeisme muncul di Persia, adalah kombinasi beberapa kesalahan ajaran yang berasumsi bahwa dua prinsip utama (kebaikan dan kejahatan) bekerja dalam karya penciptaan dan kehidupan, dan bahwa tujuan utama dari perjalanan manusia adalah pembebasan dari kejahatan (materi). Ajaran ini menyangkal kemanusiaan Kristus, sistem sakramental, otoritas Gereja (dan negara), dan mendukung suatu tata moral yang mengancam ketentraman sosial. Pada abad ke-12 dan ke-13, ajaran ini muncul kembali sebagai Albigensianisme dan Katharisme.

249-251 : Penindasan oleh Decius. Banyak diantara orang-orang yang murtad selama penindasan, memohon untuk diterima kembali oleh Gereja pada tahun 251. Sri Paus Santo Kornelius setuju dengan Santo Cyprianus bahwa kaum lapsi (orang-orang yang murtad) ini diterima kembali kedalam Gereja setelah memenuhi persyaratan penitensi yang telah ditentukan. Dilain pihak, anti-paus Novatianus bersikeras bahwa orang-orang yang murtad dari Gereja selama penindasan dan/atau mereka yang bersalah atas dosa berat setelah pembaptisan tidak dapat dimaafkan dan diterima kembali dalam persekutuan dengan Gereja. Ajaran salah ini ditolak keras oleh Synod Romawi pada tahun 251.

250-300 : Neo-Platonisme oleh Plotinus dan Porphyry bertambah pendukungnya

251 : Novatianus, sang anti-paus, dikecam di Roma.

256 : Sri Paus Santo Stefanus I menerima validitas pembaptisan yang dilakukan secara sebagaimana mestinya, meskipun dilakukan oleh kaum penyeleweng Gereja, dalam dokumen Kontroversi Pembaptisan-ulang.

257 : Penindasan terhadap umat Kristen oleh kaisar Valerianus, yang berusaha menghancurkan Gereja sebagai suatu struktur sosial.

258 : Santo Cyprianus, Uskup Kartago, menjadi martir.

260 : Santo Lucianus mendirikan Sekolah Teologi Antiokia, sebuah pusat studi Alkitab yang berpengaruh. Sri Paus Santo Dionisius mengecam Sabellianisme, yang serupa dengan Modalisme (seperti juga Monarchianisme dan Patripassianisme). Ajaran sesat ini menyatakan bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus bukanlah personifikasi Allah yang berbeda, tetapi adalah tiga mode dan manifestasi-diri oleh Allah yang satu. Santo Paulus dari Thebes menjadi pertapa.

261 : Gallienus mengeluarkan dekrit toleransi yang mengakhiri secara umum penindasan yang berlangsung selama 40 tahun.

292 : Diocletianus membagi Kekaisaran Romawi menjadi Timur dan Barat. Pembagian tersebut memperkuat perbedaan-perbedaan politik, kultur, dan lain-lainnya antara dua bagian Kekaisaran dan selanjutnya mempengaruhi perkembangan yang berbeda dalam Gereja di Timur dan di Barat. Prestise Roma mulai menurun.

303 : Penindasan dilanjutkan oleh Diocletianus. Penindasan ini mencapai puncaknya pada tahun 304.

305 : Santo Antonius dari Heracles mendirikan yayasan bagi para biarawan-pertapa di dekat Laut Merah, Mesir.

306 : Peraturan lokal yang pertama menyangkut hidup selibat religius diberlakukan oleh sebuah konsili yang dilaksanakan di Elvira, Spanyol. Para uskup, imam, deakon dan para pelayan lainnya dilarang untuk memiliki istri.

311 : Suatu dekrit toleransi dikeluarkan oleh Galerius atas desakan Konstantinus Agung dan Licinius secara resmi mengakhiri penindasan terhadap umat Kristen di Barat. Masih terjadi penindasan di wilayah Timur.

313 : Dekrit Milan dikeluarkan oleh Konstantinus dan Licinius, mengakui agama Kristen sebagai agama yang sah dalam wilayah kekaisaran Romawi.

314 : Suatu konsili di Arles mengutuk Donatisme, dan menyatakan bahwa pembaptisan yang dilakukan oleh para penyeleweng Gereja sebagai sah, dengan pertimbangan pada prinsip sakramen yang mendapatkan efektivitasnya dari Kristus, bukan dari kondisi spiritual sang pelayan iman. Ajaran sesat ini (Donatisme) kembali dikutuk oleh konsili yang dilaksanakan di Kartago pada tahun 411.

318 : Santo Pachomius mendirikan dasar pertama dari hidup senobis (bersama), kebalikan dari hidup soliter para pertapa di wilayah Mesir utara.

325 : Konsili Ekumenikal Nikea I. Keputusannya yang terutama adalah pengutukan terhadap ajaran Arianisme, salah satu ajaran sesat yang paling membahayakan Gereja, yaitu yang menyangkal ke-Allahan Yesus. Heresi ini ditimbulkan oleh Arius dari Alexandria, seorang imam. Kaum Arian dan beberapa variasinya mempropagandakan ajaran mereka secara luas dan mendirikan hirarki gerejawi sendiri dan menimbulkan kegoncangan di dalam Gereja selama beberapa abad. Konsili ini turut berperan dalam formulasi Kredo Nikea (Syahadat Nikea-Konstantinopel). Hasil-hasil lainnya dari konsili Nikea I adalah tanggal perayaan Paskah yang tetap (tidak berubah-ubah), dan dikeluarkannya peraturan-peraturan disiplin untuk para imam, dan mengadopsi pemisahan sipil wilayah kekaisaran sebagai model bagi organisasi yurisdiksi dalam tubuh Gereja.

326 : Dengan dukungan dari Santa Helena, ibunda kaisar Konstantinus, Salib Benar yang digunakan untuk menyalibkan Kristus ditemukan.

337 : Peristiwa pembaptisan dan wafatnya kaisar Konstantinus.

342 : Dimulainya masa penindasan 40 tahun di wilayah Persia.

343-344 : Konsili Sardica menguatkan doktrin yang diformulasikan oleh konsili Nikea I dan juga menyatakan bahwa para Uskup memiliki hak petisi kepada Sri Paus sebagai otoritas tertinggi dalam Gereja.

361-363 : Kaisar Julianus yang murtad, melancarkan kampanye yang gagal melawan Gereja dalam usahanya untuk mengembalikan paganisme sebagai agama resmi kekaisaran.

365 : Penindasan terhadap kaum Kristen ortodoks oleh Kaisar Valens di wilayah Timur.

376 : Permulaan invasi oleh kaum barbar di wilayah Barat.

379 : Wafatnya Santo Basil, Bapa Monastisisme (hidup membiara) di Timur. Tulisan-tulisannya memberi sumbangan besar bagi perkembangan tata aturan hidup kaum religius.

381 : Konsili Ekumenikal Konstantinopel I. Konsili ini mengecam berbagai variasi Arianisme, termasuk juga Macedonianisme, yang menyangkal ke-Allahan Roh Kudus. Konsili ini turut berperan dalam formulasi Kredo Nikea, menyetujui suatu kanon yang mengakui Konstantinopel sebagai Tahta kedua setelah Roma dalam hal wibawa dan kehormatan.

382 : Penentuan Kanon Kitab Suci, yaitu daftar resmi kitab-kitab yang dinyatakan sebagai wahyu Allah dalam Alkitab, dalam Dekrit Sri Paus Santo Damasus dan dipublikasikan oleh Konsili regional di Kartago pada tahun 397. Kanon tersebut didefinisikan secara resmi oleh Konsili Trente pada abad ke-16.

382-406 : Santo Yeremia menterjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Latin. Hasil karyanya disebut sebagai Alkitab versi Vulgata.

410 : Kaum Visigoth dibawah pimpinan Alaric memporak-porandakan kota Roma. Bala-tentara Romawi yang terakhir meninggalkan wilayah Inggris. Menurunnya kekaisaran Romawi kira-kira sejak masa ini.

430 : Wafatnya Santo Agustinus yang menjabat sebagai Uskup Hippo selama 35 tahun. Dia adalah pendukung kuat doktrin-doktrin yang ortodoks terhadap Manicaeisme, Donatisme, Pelagianisme. Tulisan-tulisannya yang mendalam dan meliputi aspek yang luas membuatnya sebagai pengaruh yang dominan dalam pemikiran Kristen selama berabad-abad.

431 : Konsili Ekumenikal Efesus. Konsili ini mengutuk Nestorianisme, ajaran sesat yang menyangkal persatuan sifat keAllahan dan kemanusiaan dalam Kristus. Konsili ini mendefinisikan gelar Maria sebagai Theotokos (Pembawa Allah), juga gelar Bunda Putera Allah yang menjadi Manusia, dan mengutuk Pelagianisme. Ajaran sesat Pelagianisme, bermula dari asumsi bahwa Adam memiliki hak alami terhadap hidup supernatural, berpegang bahwa manusia bisa mendapatkan penyelamatan lewat usaha-usaha dari kekuatannya yang alami dan kehendak bebas. Ajaran ini meliputi kesalahan terhadap pemahaman dosa asa, makna dari rahmat dan hal-hal lainnya. Variasi ajaran Pelagianisme lainnya juga dikutuk oleh sebuah konsili di Orange pada tahun 529.

432 : Santo Patrick tiba di Irlandia. Pada saat wafatnya di tahun 461, nyaris seluruh negeri itu telah memeluk Katolik, didirikannya banyak biara-biara dan terbentuknya hirarki Gereja di sana.

438 : Peraturan Theodosian, suatu kompilasi dekrit-dekrit bagi kekaisaran, yang dikeluarkan oleh Theodosius II. Peraturan ini membawa pengaruh besar bagi perundang-undangan sipil dan gereja.

451 : Konsili Ekumenikal Kalsedon. Keputusan utamanya yaitu pengutukan ajaran sesat Monofisit (yang juga disebut Eutisianisme), yang menyangkal kemanusiaan Kristus dengan berpegang bahwa Yesus hanya memiliki satu sifat, yaitu keAllahannya.

452 : Sri Paus Santo Leo Agung membujuk Atilla pemimpin orang-orang Hun untuk membiarkan kota Roma.

455 : Kaum gerombolan penyerang dibawah pimpinan Geiseric memporak-porandakan kota Roma.

484 : Patriark Acacius dari Konstantinopel di-ekskomunikasi setelah dia menanda-tangani Henoticon, suatu dokumen yang berisi pengakuan (kapitulasi) terhadap ajaran sesat Monofisit. Ekskomunikasi ini memicu Skisma Acacian yang berlangsung selama 35 tahun.

494 : Sri Paus Santo Gelasius I menyatakan dalam suratnya kepada Kaisar Anastasius bahwa seorang Paus memiliki kuasa dan otoritas melebihi seorang kaisar dalam hal-hal spiritual.

496 : Clovis, Raja Franks, memeluk agama Katolik dan menjadi pembela Kristen di wilayah Barat. Rakyat Franks menjadi pemeluk Katolik.

520 : Biara-biara di Irlandia berkembang pesat sebagai pusat kehidupan spiritual, pelatihan para misionaris, dan kegiatan akademis lainnya.

529 : Konsili Orange II mengutuk semi-Pelagianisme.

529 : Santo Benediktus mendirikan Biara Monte Cassino. Beberapa tahun sebelum ia wafat di tahun 543 dia menulis peraturan hidup membiara yang membawa pengaruh besar dalam pembentukan formasi dan tata-cara kehidupan religius. Dia dipanggil sebagai Bapa Monastisisme (kehidupan membiara) dari Barat.

533 : Yohanes II menjadi Paus pertama yang mengganti namanya. Praktek ini tidak menjadi tradisi sampai masa Sergius IV (tahun 1009).

533-534 : Kaisar Justinianus mewartakan Corpus Iuris Civilis kepada seluruh Romawi. Seperti juga perundangan Theodosian, perundangan ini selanjutnya juga mempengaruhi hukum sipil dan gereja.

545 : Wafatnya Dionisius Exiguus yang merupakan orang pertama yang melakukan penanggalan sejarah sejak kelahiran Kristus, yang nantinya menghasilkan penggunaan singkatan BC (sebelum Kristus) dan AD (sesudah Kristus). Perhitungannya setidaknya telat 4 tahun.

553 : Konsili Ekumenikal Konstantinopel II. Konsili ini mengutuk Tiga Pasal, suatu tulisan yang berbau ajaran sesat Nestorianisme, oleh Theodore dari Mopsuestia, Theodoret dari Sirus dan Ibas dari Edessa.

585 : Santo Columban mendirikan sebuah sekolah biara yang berpengaruh di Luxeuil.

589 : Konsili Toledo, satu yang terpenting diantara beberapa konsili yang diadakan disana. Kaum Visigoth menolak Arianisme dan Santo Leander mulai pengorganisasian Gereja di Spanyol.

590-604 : Masa jabatan Sri Paus Santo Gregorius I Agung. Dia menetapkan format dan gaya kepausan yang terus bertahan hingga abad pertengahan. Dia membawa pengaruh yang besar terhadap doktrin dan liturgi. Dia juga adalah pendukung berat disiplin kehidupan membiara dan selibat religius. Tulisannya yang banyak mencakup banyak topik. Lagu Gregorian disebut demikian sebagai penghormatan terhadapnya.

597 : Wafatnya Santo Columba. Dia mendirikan sebuah biara penting di Iona, mendirikan banyak sekolah-sekolah dan melakukan karya misionaris yang menonjol di Skotlandia. Pada akhir abad itu, biara-biara bagi kaum wanita sudah banyak terdapat. Monastisisme di Barat berkembang pesat sementara monastisisme di Timur, dibawah pengaruh Monofisit dan faktor-faktor lainnya, mulai kehilangan semangatnya.

613 : Santo Columban mendirikan biara yang berpengaruh di Bobbio di Italia utara. Dia meninggal disana pada tahun 615.

622 : Perjalanan Muhammad dari Mekah ke Media menandai awal mula Islam, yang menjelang akhir abad itu telah meliputi nyaris seluruh wilayah selatan Timur Tengah.

628 : Heraclius, Kaisar Romawi Timur, merebut Salib Benar dari orang-orang Persia.

649 : Konsili Lateran mengutuk dua rancangan (Ecthesis dan Type) yang dikeluarkan oleh kaisar Heraclius dan Konstans II sebagai cara untuk menyatukan kaum Monofisit dengan Gereja.

664 : Tindakan-tindakan Sinod Whitby mendorong pemakaian tradisi Latin di wilayah Inggris, terutama menyangkut perayaan Paskah.

680-681 : Konsili Ekumenikal Konstantinopel III. Konsili ini mengutuk Monotelitisme, yang menyatakan bahwa Kristus hanya memiliki satu kehendak, ke-Allahannya. Konsili juga mengkritik Sri Paus Honorius I atas suratnya kepada Sergius, Uskup Konstantinopel, dimana dia membuat pernyataan yang kurang jelas, tetapi bukan suatu pernyataan yang sifatnya infalibel, tentang kesatuan kehendak/karya dalam Kristus.

692 : Sinod Trullan. Penetapan disiplin selibat religius dalam Gereja Timur yang membolehkan perkawinan sebelum pentahbisan menjadi deakonat, tetapi melarang perkawinan setelah meninggalnya istri yang bersangkutan. Kanon-kanon anti-Roma turut menyumbang munculnya jurang pemisah antara Timur-Barat. Selama abad ini, pengaruh monastisisme Irlandia dan Inggris bertambah besar di Eropa Barat. Sekolah-sekolah dan pengajaran berkurang. Peraturan-peraturan menyangkut hidup selibat menjadi diperketat di Timur.

711 : Kaum Muslim menduduki wilayah Spanyol

726 : Kaisar Leo III - orang Isauria - melancarkan kampanye melarang penghormatan terhadap gambar/patung religius dan relikwi. Tindakan ini disebut ikonolasma (penghancuran rupa) dan mengakibatkan timbulnya kekacauan di Timur sampai sekitar tahun 843

731 : Sri Paus Gregorius III dan sebuah sinod di Roma mengutuk ikonoklasma, dengan sebuah pernyataan bahwa penghormatan gambar/patung religius sesuai dengan tradisi Katolik

732 : Charles Martel mengalahkan pasukan Muslim di Poitiers, dan menghambat majunya pasukan mereka di Barat.

744 : Biara Fulda didirikan oleh St.Sturmi, seorang murid Santo Bonifacius. Biara ini sangat berpengaruh dalam evangelisasi di Jerman.

754 : Suatu konsili yang didukung oleh 300 uskup-uskup Bizantium mendukung bidaah ikonoklasma. Konsili ini dan keputusannya dikutuk oleh sinod Lateran pada tahun 769. Stephen II (III) dimahkotai sebagai pemimpin Pepin dari kaum Franks. Pepin dua kali menginvasi Italia di tahun 754 dan 756, untuk membela Sri Paus terhadap serangan orang-orang Lombard. Dia menghadiahkan tanah kepada kepausan yang disebut Sumbangan Pepin, dan nantinya diperluas oleh Charlemagne (773) dan menjadi bagian dari negara-Gereja

755 : Santo Bonifacius (Windrid) menjadi martir. Dia disebut sebagai Rasul dari Jerman karena karya misionarisnya dan pengorganisasian dari hirarki gereja disana.

781 : Alcuin dipilih oleh Charlemagne untuk mengorganisasikan sebuah sekolah istana yang menjadi pusat kepemimpinan intelektual

787 : Konsili Ekumenikal Nikea II. Konsili ini mengutuk bidaah ikonoklasma - yang menuduh penghormatan terhadap gambar religius sebagai tindakan penyembahan berhala - juga mengutuk bidaah Adopsionisme yang menyatakan bahwa Kristus bukan Putera Allah secara alami, tetapi melalui adopsi. Konsili ini adalah konsili terakhir yang dianggap ekumenikal oleh Gereja Ortodoks.

792 : Konsili di Ratisbon mengutuk bidaah Adopsionisme.

800 : Charlemagne dimahkotai sebagai kaisar oleh Sri Paus Leo III pada hari Natal. Egbert menjadi raja Sakson Barat. Dia mempersatukan Inggris dan memperkuat Tahta Canterburry.

813 : Kaisar Leo V, orang Armenia, membangkitkan kembali bidaah ikonoklasma, yang bertahan hingga tahun 843

814 : Kaisar Charlemagne wafat.

843 : Perjanjian Verdun membagi kerajaan Franks bagi tiga cucu-cucu laki-laki Charlemagne.

844 : Kontroversi Ekaristi yang melibatkan tulisan-tulisan St.Paskasius Radbertus, Ratramnus dan Rabanus Maurus mendorong perkembangan terminologi menyangkut doktrin Kehadiran Sejati.

846 : Pasukan Muslim menginvasi Italia dan menyerang kota Roma.

848 : Konsili Mainz mengutuk Gottshalk atas ajaran bidaah mengenai predestinasi. Gottschalk juga dikecam oleh Konsli Quierzy tahun 853.

857 : Photius menggeser keduduk Ignatius sebagai Patriarck Konstantinopel. Ini menandai awal mula Skisma Photius, suatu keadaan yang tidak menentu antara hubungan Timur-Barat yang belum diklarifikasi lewat riset historis. Photius, orang yang hebat, wafat tahun 891.

865 : Santo Ansgar, rasul bagi Skandinavia, wafat.

869 : Santo Siril wafat dan saudaranya Santo Metodius (wafat 885) diangkat sebagai uskup. Rasul-rasul bagi Skandinavia membuat suatu sistem alfabet dan menterjemahkan Injil dan liturgi kedalam bahasa Slavia.

869-870 : Konsili Ekumenikal Konstantinopel IV. Konsili ini mengeluarkan kecaman kedua terhadap Ikonoklasma, dan mengecam dan menggulingkan Photius dari kedudukan sebagai Patriark Konstantinopel dan mengembalikan Ignatius sebagai Patriark. Ini adalah konsili ekumenikal terakhir yang diadakan di Timur. Pertama kali disebut ekumenikal oleh para kanonis menjelang akhir abad ke-11.

871-900 : Masa pemerintahan Alfred Agung, satu-satunya raja Inggris yang pernah diurapi oleh seorang Paus di Roma.

Sumber : http://www.gerejakatolik.net/info/kronologi.htm

baca selanjutnya...

Selasa, 29 November 2011

Para Bapa Apostolik

Bapa Apostolik adalah para penulis Kristen yang hidup pada generasi para Rasul. Mereka umumnya adalah pejabat Uskup dan umumnya memiliki hubungan pribadi dengan para Rasul. Sebagai contohnya, Santo Clement merupakan murid Santo Petrus dan Santo Paulus dan disebutkan bahwa ia ditahbiskan sebagai Uskup oleh Santo Petrus sendiri. Santo Polycarpus adalah murid dari Santo Yohanes Penginjil. Menurut salah satu legenda, Santo Ignatius dari Antiokia adalah anak kecil yang disebutkan di dalam Injil Markus 14:51-52 sebagai anak muda di Bukit Zaitun yang lari dengan telanjang.

Melalui tulisan-tulisan mereka kita melihat perhatian mereka akan identitas Kristen: Apa maknanya untuk menjadi seorang pengikut Kristus? Ini adalah suatu pertanyaan yang penting tidak hanya bagi komunitas Gereja yang diguncang dari dalam oleh berbagai heresi (penyelewengan ajaran), perpecahan dan perselisihan. Pertanyaan ini juga muncul dari luar Gereja seperti misalnya dari otoritas penguasa, karena klaim-klaim yang dibuat oleh umat Kristiani tampaknya membawa dampak serius terhadap tata-sosial. Umat Kristiani menolak untuk menghormati dewa-dewi seperti yang ditentukan oleh penguasa. Mereka juga menolak untuk menyembah kaisar. Oleh karenanya, penguasa sipil di kekaisaran melihat kelompok religius yang muncul dari tanah Palestina ini sebagai ancaman dan dimulailah penindasan. Semua Bapa Apostolik yang tertulis kisahnya dibawah ini, mati sebagai martir iman.

Paus Santo Clement I dari Roma

Nyaris segala yang kita ketahui tentang Santo Clement adalah penghormatan yang diterimanya dari komunitas-komunitas Gereja di segala penjuru dunia. Menurut Santo Irenaeus, Santo Clement adalah Paus ke empat, seorang Rowawi yang merupakan murid Santo Petrus dan Santo Paulus selama hari-hari mereka di Ibukota kekaisaran, Roma. Tertulianus menulis bahwa Santo Petrus sendiri yang mentahbiskan Clement sebagai seorang Uskup. Clement menjabat sebagai Paus diperkirakan antara tahun 88-97 Masehi.

Beberapa penulis Gereja mengidentifikasi Paus Clement sebagai Titus Flavius Clemens, seorang sepupu kaisar Domitian yang memegang jabatan di istana kekaisaran. Kita mengetahui dari sejarawan non-Kristen bahwa Clemens dihukum mati pada akhir abad pertama karena "sikap tidak hormat" terhadap dewa-dewi Romawi dan karena tuduhan "ateisme", suatu tuduhan yang sering dikenakan terhadap umat Kristiani pada waktu itu. Bukti-bukti yang menyangkut identifikasi ini agaknya kurang kuat.

Satu-satunya tulisan karya Clement yang masih ada, yaitu Surat Kepada Umat di Korintus, meliputi suatu doa bagi para penguasa sipil dan menunjukkan bahwa sang pengarang tahu seluk-beluk kehidupan militer Romawi. Dari tulisan tersebut juga dengan jelas tampak bahwa sang pengarang adalah seorang terpelajar yang brilian, yang sangat mengenal seluruh Kitab Perjanjian Lama, termasuk bahkan filosofi dan cerita-cerita rakyat Mesir.

Yang sangat menonjol dari Surat Kepada Umat di Korintus adalah primasi yang diberikan kepada Gereja di Roma oleh umat Kristiani di akhir abad pertama. Dalam paragraf pembukaan, Santo Clement mengindikasikan bahwa umat di Korintus telah memohon kepadanya untuk menyelesaikan perselisihan di dalam tubuh Gereja disana. Gaya bahasanya menunjukkan bahwa dia sangat percaya diri dalam otoritas kebapaannya terhadap komunitas Gerejawi yang nun jauh lokasinya. Dia menyatakan bahwa suratnya mengandung kata-kata "yang ditulis oleh kami melalui Roh Kudus", dan dia dengan tegas mengharapkan agar keputusannya dipatuhi. Santo Clement tampaknya melengkapi misi perdamaian yang dimulai oleh Santo Paulus lebih dari satu generasi sebelumnya seperti tertera dalam dua Surat Paulus kepada Umat di Korintus. Surat penting oleh Uskup Roma adalah untuk menyembuhkan skisma Gereja di Korintus dan membawa kembali persatuan dan keharmonisan di dalam Gereja.

Surat Clement kepada umat di Korintus mendapat penghormatan yang selayaknya di Korintus, dimana pada tahun 170 Masehi, surat tersebut masih dibacakan selama liturgi bersama satu surat lainnya yang ditulis oleh Paus pada waktu itu, yaitu Paus Soter. Eusebius, sejarawan Gereja, menulis bahwa komunitas-komunitas Gereja di wilayah lain juga menghormati surat Santo Clement tersebut, dan beberapa diantara mereka bahkan memasukkannya dalam daftar Kitab-kitab Perjanjian Baru. Santo Polycarpus mengutip dari surat ini ketika ia menulis Surat Kepada Umat di Filipi. Santo Clement dari Alexandria adalah salah satu Bapa Gereja yang mendukung dimasukkannya surat Santo Clement dari Roma dalam kanonisasi Kitab Suci.

Salah satu pasal-pasal yang paling menyolok dalam surat tersebut adalah puji-pujian terhadap keseimbangan alam di bumi. Santo Clement, sebagai seorang Paus, seorang mistis, dan sekaligus seorang seniman dalam hatinya, menyaksikan dunia yang dipenuhi oleh kemuliaan Tuhan: hasil ciptaan yang mencerminkan persatuan dan keharmonisan Trinitas Maha Kudus, dan menunjukkan suatu model bagi persatuan dan harmoni dalam Gereja.

Santo Ignatius dari Antiokia

Santo Ignatius adalah Uskup Antiokia pada akhir abad pertama. Dia memakai nama keluarga Theophorus yang berarti "pembawa Allah". Dia hidup sesuai dengan namanya tersebut.

Menurut catatan biografinya, Santo Ignatius menjadi Kristen, dan adalah murid Santo Yohanes Penginjil. Cerita sejarah dari abad ke-empat menyatakan bahwa Santo Ignatius menjawab sebagai Uskup Antiokia selama empat puluh tahun, setelah diserahi jabatan oleh Rasul Petrus dan Paulus. Antiokia, salah satu komunitas Kristen pertama yang penting, mengaku bahwa Santo Petrus sebagai Uskup mereka yang pertama.

Sayangnya hanya sedikit yang kita ketahui tentang sepak-terjang Santo Ignatius semasa ia menjabat sebagai Uskup Antiokia. Karya-karya besarnya dilakukannya selama perjalanan panjangnya untuk menjalani hukuman mati di Roma, sebagaimana ia mewartakan firman Allah kepada umat dan gereja-gereja di Asia Kecil.

Santo Ignatius dihukum mati selama penindasan oleh kaisar Trajan (98-117) terhadap umat Kristen. Kaisar Trajan tidak dikenal sejarah sebagai penindas Kristen yang ambisius maupun habis-habisan, sehingga ahli sejarah menduga bahwa Santo Ignatius melakukan sesuatu hal yang memprovokasi otoritas penguasa, atau bahwa ia telah dikhianati oleh kaum penyeleweng ajaran Gereja. Akan tetapi kedudukannya saja sudah cukup untuk menjadikannya sebagai target penindasan. Antiokia adalah kota Romawi yang utama, dan pada waktu itu merupakan kota kedua setelah Roma. Gereja Antiokia dengan akar Apostoliknya, dihormati oleh umat Kristiani dimana saja. Sebagai Uskup Antiokia selama empat puluh tahun pada saat-saat penting pertumbuhan Gereja, Santo Ignatius jelas merupakan figur yang sangat menonjol.

Otoritas Romawi cenderung untuk mengarahkan penindasan mereka terutama kepada para Uskup-uskup Gereja. Otoritas Romawi berpikir bahwa jika mereka menangkapi, menyiksa dan menghukum mati para pemimpin-pemimpin Gereja, hal ini akan membuat umat Kristen takut dan mencerai-beraikan mereka. Keluwesan berbicara maupun kepandaian yang brilian dari Santo Clement, seperti terlihat dalam surat-surat yang ditulisnya, mungkin telah membawanya ke tingkat popularitas yang menjangkau jauh melebihi wilayah keuskupannya. Dalam dirinya, penguasa Romawi menemukan korban yang ideal bagi maksud mereka.

Sang uskup sendiri adalah korban yang sukarela. Keinginannya untuk mati demi Kristus adalah topik yang muncul berulang-ulang dalam surat-suratnya. Sebagai contohnya, dia meminta umat Kristen di Roma untuk tidak memohon kepada kaisar bagi keselamatan dirinya: "Aku memohon kepada kalian untuk tidak menunjukkan maksud baik yang tidak tepat terhadapku. Biarkanlah aku menjadi makanan binatang-binatang buas, melaluinya aku akan bertemu dengan Tuhan".

Santo Ignatius ditangkap dan diinterogasi di Antiokia. Menurut legenda, interogasi dilakukan oleh kaisar Trajan sendiri. Setelah dijatuhi hukuman mati, Santo Ignatius, seperti juga Santo Paulus, dipindahkan dibawah pengawalan militer menuju tempat eksekusi di Roma.

Sepanjang perhentian di perjalanannya, dia menerima kunjungan dari berbagai umat dari gereja-gereja setempat. Kemartiran yang sudah di depan mata malahan membawa ketenaran yang lebih besar lagi dan penghormatan kepada sang uskup dari Antiokia. Iring-iringan karavan yang membawanya, menjadi sasaran peziarahan umat Kristen. Berbagai uskup pergi untuk menemuinya dan menghormatinya.

Hukuman mati telah mengangkat otoritas Santo Ignatius di dalam Gereja Universal. Selama dua kali perhentiannya, yaitu di Smyrna dan Troas (dua-duanya berada di wilayah Turki sekarang ini), dia menulis enam surat kepada gereja-gereja di Asia Kecil dan Eropa, yaitu: Efesus, Magnesia, Troas, Roma, Filadelfia, dan Smyrna. Surat yang ketujuh ditujukan secara pribadi kepada Santo Polycarpus, Uskup Smyrna. Surat-suratnya ditulis secara pastoral, berisi tentang doktrin-doktrin, dan memberi semangat. Santo Ignatius bersaksi kepada ajaran Kristiani yang perdana menyangkut perkawinan, Trinitas, Inkarnasi, Kehadiran Sejati Yesus dalam Ekaristi, Primasi Gereja Roma dan otoritas imam dan para uskup. Dia sangat memperhatikan menyangkut berkembangnya heresi (penyelewengan ajaran Gereja) terutama paham docetisme, dan dengan berkurangnya secara berangsur-angsur umat Kristen yang memelihara kebiasaan Yahudi.

Sebagai seorang pengajar yang efektif, Santo Ignatius bisa merangkumkan kebenaran yang mendalam dengan imaginasi-imaginasi yang kuat. Dia juga adalah seorang master seni merangkum syahadat iman atau kredo.

Menurut legenda, Santo Ignatius tiba di Roma, pada hari terakhir pertunjukkan, mungkin di tahun 107. Dia diseret ke amphitheater, dimana tubuhnya dicabik-cabik oleh singa. Segera setelah kematiannya, surat-suratnya dihormati dimana-mana, dan bahkan dianggap sebagai bagian dari kanon Alkitab oleh beberapa komunitas gereja. Santo Polycarpus bersaksi dalam surat yang ditulisnya kepada umat di Filipi, bahwa surat-surat Santo Ignatius sangat dicari-cari di seluruh Gereja bahkan sebelum meninggalnya Santo Ignatius sebagai martir.

Surat Santo Ignatius kepada umat di Smyrna adalah catatan penting Gereja perdana menyangkut doktrin-doktrin seperti Ekaristi, jabatan imam, hirarki Gereja. Surat tersebut juga mengandung penggunaan terminologi Gereja Katolik untuk menggambarkan kesatuan tubuh umat Kristen.

Santo Polycarpus dari Smyrna

Santo Polycarpus (69 - 155 Masehi) bisa dianggap sebagai orang yang paling banyak koneksinya dalam Gereja perdana. Pada masa mudanya, ia adalah murid Santo Yohanes Penginjil. Menjelang setengah umur, dia adalah sahabat sesama-uskup dengan Santo Ignatius dari Antiokia. Sebagai seorang tua, dia adalah guru dari seorang anak laki-laki yang nantinya akan dikenal sebagai Santo Irenaeus dari Lyons. Lewat umurnya yang panjang, Santo Polycarpus bisa mengajar banyak orang bagaimana menjalani hidup ini, sama seperti para Rasul telah mengajarkan kepadanya sebelumnya. Lewat kematiannya sebagai martir, pada usia delapan puluh enam tahun, dia mengajarkan kepada generasi demi generasi Kristen yang tertindas bagaimana untuk mati demi Kristus.

Dari satu suratnya yang tersisa kita dapat melihat bahwa Santo Polycarpus, seperti juga gurunya Santo Yohanes Penginjil, sangat khawatir akan penindasan dan heresi (penyelewengan ajaran Gereja) dalam tubuh Gereja di Smyrna. Surat Santo Polycarpus secara spesifik menanggapi ajaran-ajaran docetisme dan kesulitan yang timbul akibat kemurtadan seorang imam yang bernama Valens. Dia juga menyinggung heresi-heresi yang lain tetapi tidak menyebutkan nama-namanya.

Lewat Santo Irenaeus kita tahu bahwa Santo Polycarpus menaruh perhatian besar dalam hal membasmi penyelewengan-penyelewengan ajaran iman oleh Marcion dan Valentinus. Santo Irenaeus menyebutkan tentang pertemuan Santo Polycarpus dengan Marcion. Bangga akan dirinya yang menjadi terkenal, Marcion bertanya jika sang uskup mengenali dirinya. Santo Polycarpus menjawab: "Tentu, aku mengenali anak keturunan Setan."

Santo Polycarpus mendesak umat di Filipi untuk setia kepada kebajikan. Dia juga menyinggung tentang nasihat-nasihat tertentu dan dorongan bagi pasangan-pasangan yang sudah menikah, pengantin baru, kaum biarawati, duda dan janda, imam-imam dan para deakon. "Bimbinglah istrimu untuk memelihara iman yang telah diberikan kepada mereka, dan dalam kasih dan kemurnian, dengan lembut mengasihi suami-suami mereka dalam segala kebenaran, dan mengasihi yang lain-lainnya dan untuk membesarkan anak-anak mereka untuk mengenal dan takut akan Allah. Bimbinglah para duda/janda untuk bersikap hati-hati dan menghormati iman kepada Tuhan kita, terus menerus memanjatkan doa, menjauhi segala hal-hal buruk, omongan jahat, saksi dusta, serakah uang, dan segala macam kejahatan; dan menyadari bahwa mereka adalah bait Allah. Semoga kaum muda tidak bercela dalam segala hal, terutama dalam hal menjaga kemurnian, dan menjaga diri mereka, seolah dengan sebuah tali kendali, dari segala macam kejahatan. Oleh karena baik jika mereka menjauh dari hawa nafsu yang ada di dunia ini."

Karena hubungan dekatnya dengan para Rasul, sang uskup agung dari Smyrna sangat disegani oleh umat Kristen dimana saja. Ketika isa berumur delapan puluh tahun, dia dipanggil untuk datang ke Roma oleh Paus Anicetus untuk membantu menyelesaikan perselisihan menyangkut tanggal perayaan Paskah umat Kristen. Santo Polycarpus mengaku dirinya mengikuti para Rasul yang merayakan Paskah pada tanggal yang tetap setiap tahunnya. Sri Paus Anicetus lebih menyukai tanggal perayaan yang dinamis yang selalu jatuh pada hari Minggu. Mereka berdua bertemu sebagai saudara dalam Kristus, tetapi gagal untuk membuat keputusan yang menentukan. Mereka setuju untuk berbeda pendapat, dan berpisah dengan penuh rasa persaudaraan.

Sekembalinya Santo Polycarpus ke Smyrna, penindasan kaisar Markus Aurelius terhadap umat Kristen baru saja dimulai. Karena menolak untuk menyembah kaisar, sang uskup dihukum mati dan dieksekusi pada sekitar tahun 155 Masehi.

Sumber : http://www.gerejakatolik.net/info/apostolik.htm

baca selanjutnya...

Minggu, 27 November 2011

Para Paus Gereja Katolik

Kepala Gereja Katolik di dunia dipanggil dengan sebutan Paus (dari bahasa Yunani pappas, atau bahasa Italia papa, panggilan akrab seorang anak kecil terhadap ayahnya) karena otoritasnya yang superior dan karena dilaksanakan dengan cara yang paternal, mengikuti teladan Yesus Kristus.

Paus Pertama

Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 16:18-19)

Suksesi Apostolik

Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma), menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup. Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtus diangkat, setelahnya Telesphorus, yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul, kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita.
(Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.)

Urut-urutan Para Paus Secara Kronologis

1. Santo Petrus (33-64 atau 33-67)
Martir, disalibkan dan wafat di Roma. Makamnya baru ditemukan pada tahun 1950-an tepat berada di bawah altar Basilika Santo Petrus di Vatikan. Mengingatkan kita akan sabda Yesus di Matius 16:18. Dengan demikian nubuat Yesus dalam ayat tersebut terpenuhi dengan suatu tanda yang signifikan.
2. Santo Linus dari Tuscany (67-76)
Santo Irenaeus mengatakan bahwa ia adalah Linus yang disebutkan dalam 2 Tim. 4:21 dan bahwa ia diangkat menjadi uskup oleh Santo Paulus sendiri. Dipestakan tanggal 23 September.
3. Santo Anacletus (atau Cletus) dari Roma (76-88)
Martir. Terbunuh selama penindasan oleh kaisar Domitian. Dua Bapa Gereja: Eusebius dan Santo Irenaeus menyebutkannya dalam urutan para paus.
4. Santo Clement I dari Roma (88-97)
Martir. Murid Santo Petrus. Juga adalah salah satu Bapa Gereja. Dipestakan tanggal 23 November.
5. Santo Evaristus dari Yunani (97-105)
Martir. Menjadi uskup Roma pada jaman kaisar Trajan. Disebutkan sebagai putra orang Yahudi-Yunani dari Betlehem. Dipestakan tanggal 26 Oktober.
6. Santo Alexander I dari Roma (105-115)
Martir. Meng-Kristenkan penangkapnya, St. Quirinus dan putrinya St. Balbina
7. Santo Sixtus I dari Roma (115-125)
Martir. Orang Romawi, tetapi namanya menunjukkan keturunan Yunani. Menjadi Uskup Roma pada jaman kaisar Hadrian.
8. Santo Telesphorus dari Yunani (125-136)
Martir. Orang Yunani, mungkin dari Calabria.
9. Santo Hyginius dari Athena, Yunani (136-140)
Filsuf Yunani yang menjadi Kristen.
10. Santo Pius I dari Aquileia (140-155)
Martir. Memimpin konsili yang mengucilkan pembangkang Marcion.
11. Santo Anicetus dari Emesa, Syria (155-166)
Santo Polycarpus, murid Rasul Yohanes mengunjungi Roma mengenai perselisihan tanggal perayaan Paskah antara Timur dan Barat. Dipestakan tanggal 17 April
12. Santo Soter dari Campagna, Italia (166-175)
Martir. Seperti St. Paulus dan St. Clement, ia menulis surat kepada Gereja yang rusuh di Korintus. Selama masa jabatannya, Paskah menjadi perayaan tahunan.
13. Santo Eleutherius dari Nicopolis di Epirus, Yunani (175-189)
Menjabat sebagai deakon pada masa Paus Anicetus dan dikunjungi oleh Santo Irenaeus, Uskup Lyons, salah satu Bapa Gereja.
14. Santo Victor I dari Afrika (189-199)
Paus pertama dari Afrika dan yang menjadikan Latin sebagai bahasa resmi Gereja Katolik Roma. Selama masa jabatannya ia memerangi gnostikisme dan monarchianisme
15. Santo Zephyrinus dari Roma (199-217)
Martir. Paus Zephyrinus memerangi pembangkang adoptionisme, modalisme, dan monarchianisme. Pada masa itu, Kaisar Septimius Severus menindas Gereja. Dipestakan tanggal 26 Agustus.
16. Santo Callixtus I dari Roma (217-222)
Mantan budak dan tahanan. Santo Callixtus I menjadi kekuatan dibalik Paus Zephyrinus yang baik hati tetapi tidak memiliki dasar teologis yang kuat. Dipestakan tanggal 14 Oktober.
17. Santo Urban I dari Roma (222-230)
Membaptis Valerianus, suami Santa Cecilia. Dikuburkan di pemakaman yang sama dengan Paus Santo Callixtus I.
18. Santo Pontian dari Roma (230-235)
Lima tahun setelah menjadi Paus, ia ditangkap dan diasingkan ke Sardina bersama-sama anti-paus Santo Hippolytus. Keduanya lantas bersatu selama di pengasingan. Paus Fabian memindahkan relikwi sang Paus dan anti-Paus ke Roma. Dipestakan berbareng dengan Santo Hyppolytus, tanggal 13 Agustus.
19. Santo Anterus dari Yunani (235-236)
Martir. Hanya menjabat Tahta Suci selama beberapa minggu. Paus Santo Anterus berkeinginan untuk mengumpulkan kisah-kisah para martir pada satu tempat. Dia adalah Paus pertama yang dikuburkan di peti paus di pemakaman Callixtus.
20. Santo Fabian dari Roma (236-250)
Eusebius menceritakan bagaimana Fabian menjadi Paus. Setelah kematian Paus Anterus, banyak orang datang ke Roma termasuk Fabian untuk menyaksikan pemilihan Paus. Tiba-tiba sewaktu diskusi, seekor burung merpati turun dari langit-langit dan mendarat di atas kepala Fabian seperti lambang Roh Kudus yang turun diatas Juru Selamat. Agaknya Roh Kudus sedang bekerja karena semua orang tiba-tiba memproklamasikan Fabian layak menjadi Paus, dan iapun diangkat menggantikan Paus Anterus. Paus Fabian menjadi teladan dan simbol perdamaian, ia mati sebagai martir dan dikuburkan di pemakaman Callixtus.
21. Santo Cornelius dari Roma (251-253)
22. Santo Lucius I dari Roma (253-254)
23. Santo Stephen I dari Roma (254-257)
24. Santo Sixtus II dari Athena, Yunani (257-258)
25. Santo Dionysius, asal tidak diketahui (259-268)
26. Santo Felix I dari Roma (269-274)
27. Santo Eutychian dari Luni (275-283)
28. Santo Caius dari Dalmatia (283-296)
29. Santo Marcellinus dari Roma (296-304)
30. Santo Marcellus I dari Roma (308-309)
31. Santo Eusebius dari Calabria, Yunani (309-310)
32. Santo Melchiades atau Miltiades dari Afrika (311-314)
33. Santo Sylvester I dari Roma (314-335)
Umumnya para Paus sebelum Paus Sylvester I menjadi martir
34. Santo Markus dari Roma (336)
35. Santo Julius I dari Roma (337-352)
36. Liberius dari Roma (352-366)
37. Santo Damasus I dari Spanyol (366-384)
38. Santo Siricius dari Roma (384-399)
39. Santo Anastasius I dari Roma (399-401)
40. Santo Innocentius I dari Albano (401-417)
41. Santo Zozimus dari Mesuras, Yunani (417-418)
42. Santo Boniface I dari Roma (418-422)
43. Santo Celestinus I dari Campania (422-432)
44. Santo Sixtus III dari Roma (432-440)
45. Santo Leo I (Agung) dari Tuscany (440-461)
46. Santo Hilarius dari Sardinia (461-468)
47. Santo Simplicius dari Tivoli (468-483)
48. Santo Felix III (II) dari Roma (483-492)
Mestinya disebut Felix II. Kesalahan dalam pemberian nomor urut disebabkan karena dimasukannya nama Santo Felix Martir dari Roma, dalam urutan nama Paus.
49. Santo Gelasius I dari Afrika (492-496)
50. Anastasius II dari Roma (496-498)
51. Santo Symmachus dari Sardinia (498-514)
52. Santo Hormisdas dari Frosinone (514-523)
53. Santo Yohanes I dari Tuscany (523-526)Martir
54. Santo Felix IV (III) dari Samnium (526-530)
55. Boniface II dari Roma (530-532)
56. Yohanes II (Mercury) dari Roma (533-535)
Paus Yohanes II adalah paus pertama yang mengganti namanya.
57. Santo Agapitus I dari Roma (535-536)
58. Santo Silverius I dari Campania (536-537)
Martir. Paus Santo Silverius digulingkan dengan kekerasan pada bulan Maret 537. Penggantinya, Vigilius, tidak diakui sebagai paus oleh seluruh gereja di Roma sampai Paus Silverius dilepaskan dari jabatannya.
59. Vigilius dari Roma (537-555)
60. Pelagius I dari Roma (556-561)
61. Yohanes III dari Roma (561-574)
62. Benedictus I dari Roma (575-579)
63. Pelagius II dari Roma (579-590)
64. Santo Gregorius I (Agung) dari Roma (590-604)
65. Sabinian dari Blera di Tuscany (604-606)
66. Boniface III dari Roma (607)
67. Santo Boniface IV dari Abruzzi (608-615)
68. Santo Deusdedit (Adeodatus I) dari Roma (615-618)
69. Boniface V dari Naples (619-625)
70. Honorius I dari Campania (625-638)
71. Severinus dari Roma (640)
72. Yohanes IV dari Dalmatia (640-642)
73. Theodore I orang Yunani dari Leventine Koloni di Roma (642-649)
74. Santo Martin I dari Todi (649-655)
Martir. Dalam pengasingan sejak 17 Juni 653
75. Santo Eugene I dari Roma (654-657)
Santo Eugene I diangkat menjadi Paus ketika Paus Santo Martin I dalam pengasingan. Santo Martin I dipercaya mendukungnya sebagai Paus
76. Santo Vitalian dari Segni (657-672)
77. Adeodatus II dari Roma (672-676)
78. Donus dari Roma (676-678)
79. Santo Agatho dari Yunani dari Sicilia (678-681)
80. Santo Leo II dari Sicilia (682-683)
81. Santo Benedictus II dari Roma (684-685)
82. Yohanes V dari Antiokia, Siria (685-686)
83. Conon dari Yunani dari Thracian (?) (686-687)
84. Santo Sergius I orang Siria dari Palermo (687-701)
85. Yohanes VI dari Yunani (701-705)
86. Yohanes VII orang Yunani dari Calabria (705-707)
87. Sisinnius orang Yunani dari Siria (708)
88. Constantine dari Siria (708-715)
89. Santo Gregorius II dari Roma (715-731)
90. Santo Gregorius III dari Siria (731-741)
91. Santo Zacharius orang Yunani dari Calabria (741-752)
92. Stephen II (III) dari Roma (752-757)
Setelah meninggalnya Paus Santo Zacharius, seorang imam Roma yang bernama Stephen diangkat menjadi Paus tetapi keburu meninggal empat hari kemudian sebelum ditahbiskan sebagai Uskup Roma yang menandai awal kepausannya. Stephen yang lain diangkat untuk menggantikan Zacharius sebagai Stephen II. Nomor urut III ditulis karena nama imam Stephen yang keburu meninggal dimasukkan dalam daftar lain
93. Santo Paulus I dari Roma (757-767)
94. Stephen III (IV) dari Sicilia (768-772)
95. Adrianus I dari Roma (772-795)
96. Santo Leo III dari Roma (795-816)
97. Stephen IV dari Roma (816-817)
98. Santo Paschal I dari Roma (817-824)
99. Eugene II dari Roma (824-827)
100. Valentinus dari Roma (827)
101. Gregorius IV dari Roma (827-844)
102. Sergius II dari Roma (844-847)
103. Santo Leo IV dari Roma (847-855)
104. Benedictus III dari Roma (855-858)
105. Santo Nicholas I (Agung) dari Roma (858-867)
106. Adrianus II dari Roma (867-872)
107. Yohanes VIII dari Roma (872-882)
108. Marinus I dari Gallese (882-884)
109. Santo Adrianus III dari Rome (884-885)
110. Stephen V (VI) dari Rome (885-891)
111. Formosus Uskup Porto (891-896)
112. Boniface VI dari Roma (896)
113. Stephen VI (VII) dari Roma (896-897)
114. Romanus dari Gallese (897)
115. Theodore II dari Roma (897)
116. Yohanes IX dari Tivoli (898-900)
117. Benedictus IV dari Roma (900-903)
118. Leo V dari Ardea (903)
119. Sergius III dari Roma (904-911)
120. Anastasius III dari Roma (911-913)
121. Landus dari Sabina (913-914)
122. Yohanes X dari Tossignano (Imola) (914-928)
123. Leo VI dari Roma (928)
124. Stephen VII (VIII) dari Roma (928-931)
125. Yohanes XI dari Roma (931-935)
126. Leo VII dari Roma (936-939)
127. Stephen VIII (IX) dari Roma (939-942)
128. Marinus II dari Roma (942-946)
129. Agapitus II dari Roma (946-955)
130. Yohanes XII (Octavius) dari Tusculum (955-964)
131. Leo VIII dari Roma (963-965)
132. Benedictus V dari Roma (964-966)
Ada kerancuan mengenai legitimasi Leo VIII dan Benedictus V. Paus Yohanes XII diturunkan 4 Desember 963 oleh dewan Romawi. Jika penurunan ini tidak sah, maka Leo adalah anti-Paus. Jika penggulingan ini sah, maka Benedictus adalah anti-Paus.
133. Yohanes XIII dari Roma (965-972)
134. Benedictus VI dari Roma (973-974)
135. Benedictus VII dari Roma (974-983)
136. Yohanes XIV (Peter Campenora) dari Pavia (983-984)
137. Yohanes XV dari Roma (983-996)
138. Gregorius V (Bruno dari Carinthia) dari Saxony (996-999)
139. Sylvester II (Gerbert) dari Auvergne (999-1003)
140. Yohanes XVII (Siccone) dari Roma (1003)
141. Yohanes XVIII (Phasianus) dari Roma1004-1009
142. Sergius IV (Peter) dari Roma (1009-1012)
Kebiasaan mengganti nama sewaktu diangkat menjadi Paus dimulai sejak Sergius IV. Sebelum ia, sudah ada beberapa Paus yang mengganti namanya. Akan tetapi sejak Sergius IV, kebiasaan ini menjadi tradisi dengan beberapa pengecualian
143. Benedictus VIII (Theophylactus) dari Tusculum (1012-1024)
144. Yohanes XIX (Romanus) dari Tusculum (1024-1032)
145. Benedictus IX (Theophylactus) dari Tusculum (1032-1044)
146. Sylvester III (Yohanes) dari Roma (1045)
Jika penggusuran Paus Benedictus IX pada tahun 1044 tidak sah, maka Sylvester III adalah seorang anti-paus
147. Benedictus IX (kedua kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1045)
148. Gregorius VI (Yohanes Gratianus) dari Roma (1045-1046)
149. Clement II (Suitger, Lord Morsleben & Hornburg) dari Saxony (1046-1047)
Jika pengunduran diri Benedictus IX di tahun 1045 dan pengusirannya pada sinode Desember 1046 tidak sah, maka Gregorius VI dan Clement II adalah anti-paus.
150. Benedictus IX (ketiga kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1047-1048)
151. Damasus II (Poppo) dari Bavaria, Jerman (1048)
152. Santo Leo IX (Bruno) dari Alsace (1049-1054)
153. Victor II (Gebhard) dari Swabia (1055-1057)
154. Stephen IX (X) (Frederick) dari Lorraine (1057-1058)
155. Nicholas II (Gerard) dari Burgundy (1059-1061)
156. Alexander II (Anselmo da Baggio) dari Milan (1061-1073)
157. Santo Gregorius VII (Hildebrand) dari Tuscany (1073-1085)
158. Beato Victor III (Dauferius atau Desiderius) dari Benevento (1086-1087)
Di-beatifikasi tanggal 23 July 1887
159. Beato Urban II (Otto diLagery) dari Perancis (1088-1099)
Di-beatifikasi tanggal 14 July 1881
160. Paschal II (Raniero) dari Ravenna (1099-1118)
161. Gelasius II (Giovanni Caetani) dari Gaeta (1118-1119)
162. Callistus II (Guido dari Burgundi) dari Burgundy, Perancis (1119-1124)
163. Honorius II (Lamberto) dari Fiagnano (Imola) (1124-1130)
164. Innocentius II (Gregorio Papareschi) dari Roma (1130-1143)
165. Celestinus II (Guido) dari Citta di Castello (1143-1144)
166. Lucius II (Gerardo Caccianemici) dari Bologna (1144-1145)
167. Beato Eugene III (Bernardo Paganelli di Montemagno) dari Pisa (1145-1153)
Di-beatifikasi tanggal 3 Oktober 1872
168. Anastasius IV (Corrado) dari Roma (1153-1154)
169. Adrianus IV (Nicholas Breakspear) dari Inggris (1154-1159)
170. Alexander III (Rolando Bandinelli) dari Siena (1159-1181)
171. Lucius III (Ubaldo Allucingoli) dari Lucca (1181-1185)
172. Urban III (Uberto Crivelli) dari Milan (1185-1187)
173. Gregorius VIII (Alberto de Morra) dari Benevento (1187)
174. Clement III (Paulo Scolari) dari Roma (1198-1191)
175. Celestinus III (Giacinto Bobone) dari Roma (1191-1198)
176. Innocentius III (Lotario dei Conti di Segni) dari Anagni (1198-1216)
177. Honorius III (Cencio Savelli) dari Roma (1216-1227)
178. Gregorius IX (Ugolino, Count Segni) dari Anagni (1227-1241)
179. Celestinus IV (Goffredo Castiglioni) dari Milan (1241)
180. Innocentius IV (Sinibaldo Fieschi) dari Genoa (1243-1254)
181. Alexander IV (Rinaldo) dari Ienne (Roma) (1254-1261)
182. Urban IV (Jacques Pantalon) dari Troyes, Perancis (1261-1264)
183. Clement IV (Guy Foulques atau Guido le Gros) dari Perancis (1265-1268)
184. Beato Gregorius X (Teobaldo Visconti) dari Piacenza (1271-1276)
Di-beatifikasi 12 September 1713
185. Beato Innocentius V (Peter dari Tarentaise) dari Savoy (1276)
Di-beatifikasi 13 Maret 1898
186. Adrianus V (Ottobono Fieschi) dari Genoa (1276)
187. Yohanes XXI (Petrus Juliani atau Petrus Hispanus) dari Portugal (1276-1277)
Ada kerancuan dalam nomor urut Paus yang bergelar Yohanes, sejak Paus Yohanes XV
188. Nicholas III (Giovanni Gaetano Orsini) dari Roma (1277-1280)
189. Martin IV (Simon de Brie) dari Perancis (1281-1285)
Nama Paus Marinus I dan Marinus II dianggap sebagai Martin. Oleh karena itu Paus ini disebut Martin IV
190. Honorius IV (Giacomo Savelli) dari Roma (1285-1287)
191. Nicholas IV (Girolamo Masci) dari Ascoli (1288-1292)
192. Santo Celestinus V (Pietro del Murrone) dari Isernia (1294)
Dikanonisasi tanggal 5 Mei 1313
193. Boniface VIII (Benedetto Caetani) dari Anagni (1294-1303)
194. Beato Benedictus XI (Niccolo Boccasini) dari Treviso (1303-1304)
Di-beatifikasi tanggal 24 April 1736
195. Clement V (Bertrand de Got) dari Perancis (1305-1314)
Paus pertama yang berdomisili di Avignon, Perancis
196. Yohanes XXII (Jacques d'Euse) dari Cahors, Perancis (1316-1334)
197. Benedictus XII (Jacques Fournier) dari Perancis (1334-1342)
198. Clement VI (Pierre Roger) dari Perancis (1342-1352)
199. Innocentius VI (Etienne Aubert) dari Perancis (1352-1362)
200. Beato Urban V (Guillaume de Grimoard) dari Perancis (1362-1370)
Di-beatifikasi tanggal 10 Maret 1870
201. Gregorius XI (Pierre Roger de Beaufort) dari Perancis (1370-1378)
Paus Avignon yang terakhir
202. Urban VI (Bartolomeo Prignano) dari Naples (1378-1389)
203. Boniface IX (Pietro Tomacelli) dari Naples (1389-1404)
204. Innocentius VII (Cosma Migliorati) dari Sulmona (1404-1406)
205. Gregorius XII (Angelo Correr) dari Venice (1406-1415)
206. Martin V (Oddone Colonna) dari Roma (1417-1431)
207. Eugene IV (Gabriele Condulmer) dari Venice (1431-1447)
208. Nicholas V (Tommaso Parentucelli) dari Sarzana (1447-1455)
209. Callistus III (Alfonso Borgia) dari Jativa (Valencia) (1455-1458)
210. Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (1458-1464)
211. Paul II (Pietro Barbo) dari Venice (1464-1471)
212. Sixtus IV (Francesco della Rovere) dari Savona (1471-1484)
213. Innocentius VIII (Giovanni Battista Cibo) dari Genoa (1484-1492)
214. Alexander VI (Rodrigo Borgia) dari Jativa (Valencia) (1492-1503)
215. Pius III (Francesco Todeschini-Piccolomini) dari Siena (1503)
216. Julius II (Giuliano della Rovere) dari Savona (1503-1513)
217. Leo X (Giovanni de'Medici) dari Florence (1513-1521)
218. Adrianus VI (Adrian Florensz) dari Utrecht, Jerman (1522-1523)
219. Clement VII (Giulio de'Medici) dari Florence (1523-1534)
220. Paulus III (Alessandro Farnese) dari Roma (1534-1549)
221. Julius III (Giovanni Maria Ciocchi) dari Roma (1550-1555)
222. Marcellus II (Marcello Cervini) dari Montepulciano (1555)
223. Paulus IV (Gian Pietro Carafa) dari Naples (1555-1559)
224. Pius IV (Giovan Angelo de'Medici) dari Milan (1559-1565)
225. Santo Pius V (Antonio-Michele Ghislieri) dari Bosco (Alexandria) (1566-1572)
Dikanonisasi tanggal 22 Mei 1712
226. Gregorius XIII (Ugo Buoncompagni) dari Bologna (1572-1585)
227. Sixtus V (Felice Peretti) dari Grottamare (Ripatransone) (1585-1590)
228. Urban VII (Giambattista Castagna) dari Roma (1590)
229. Gregorius XIV (Niccolo Sfondrati) dari Cremona (1590-1591)
230. Innocentius IX (Giovanni Antonio Facchinetti) dari Bologna (1591)
231. Clement VIII (Ippolito Aldobrandini) dari Florence (1592-1605)
232. Leo IX (Alessandro de'Medici) dari Florence (1605)
233. Paulus V (Camillo Borghese) dari Roma (1605-1621)
234. Gregorius XV (Alessandor Ludovisi) dari Bologna (1621-1623)
235. Urban VIII (Maffeo Barberini) dari Florence (1623-1644)
236. Innocentius X (Giovanni Battista Pamfili) dari Roma (1644-1655)
237. Alexander VII (Fabio Chigi) dari Siena (1655-1667)
238. Clement IX (Giulio Rospigliosi) dari Pistoia (1667-1669)
239. Clement X (Emilio Altieri) dari Roma (1670-1676)
240. Beato Innocentius XI (Benedetto Odescalchi) dari Como (1676-1689)
Di-beatifikasi tanggal 7 Oktober 1956
241. Alexander VIII (Pietro Ottoboni) dari Venice (1689-1691)
242. Innocentius XII (Antonio Pignatelli) dari Spinazzola (Venosa) (1691-1700)
243. Clement XI (Giovanni Francesco Albani) dari Urbino (1700-1721)
244. Innocentius XIII (Michelangelo dei Conti) dari Roma (1721-1724)
245. Benedictus XIII (Pietro Francesco-Vincenzo Maria-Orsini) dari Gravina (Bari) (1724-1730)
246. Clement XII (Lorenzo Corsini) dari Florence (1730-1740)
247. Benedictus XIV (Prospero Lambertini) dari Bologna (1740-1758)
248. Clement XIII (Carlo Rezzonico) dari Venice (1758-1769)
249. Clement XIV (Giovanni Vincenzo Antonio-Lorenzo-Ganganelli) dari Rimini (1769-1774)
250. Pius VI (Giovanni Angelo Braschi) dari Cesena (1775-1799)
251. Pius VII (Barnaba-Gregorio-Chiaramonti) dari Cesena (1800-1823)
252. Leo XII (Annibale della Genga) dari Genga (Fabriano) (1823-1829)
253. Pius VIII (Fracesco Saverio Castiglioni) dari Cingoli (1829-1830)
254. Gregorius XVI (Bartolomeo Alberto-Mauro-Cappelari) dari Belluno (1831-1846)
255. Pius IX (Giovanni M. Mastai-Ferretti) dari Senigallia (1846-1878)
256. Leo XIII (Gioacchino Pecci) dari Carpineto (Anagni) (1878-1903)
257. Santo Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (1903-1914)
Dikanonisasi 29 Mei 1954
258. Benedictus XV (Giacomo della Chiesa) dari Genoa, Italia (1914-1922)
259. Pius XI (Achille Ratti) dari Desio, Milan, Italia (1922-1939)
260. Pius XII (Eugenio Pacelli) dari Roma (1939-1958)
261. Yohanes XXIII (Angelo Giuseppe Roncalli) dari Sotto il Monte (Bergamo) (1958-1963)
262. Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (1963-1978)
263. Yohanes Paulus I (Albino Luciani) dari Forno di Canale (Belluno) (1978)
264. Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (1978-2005)
265. Benediktus XVI (Joseph Ratzinger) Bavaria, Jerman (2005-sekarang)

Anti-Paus

Sejak abad-abad pertama berdirinya Gereja sampai abad pertengahan, ada sejumlah orang-orang yang disebut sebagai anti-paus. Mereka adalah orang-orang yang diangkat sebagai paus tandingan oleh pihak yang tidak setuju terhadap seorang paus sah yang baru diangkat maupun terhadap kebijakan yang ditempuhnya. Santo Hippolytus mungkin adalah seorang anti-paus yang paling terkenal. Ia tidak menyetujui kebijaksanaan yang ditempuh sejumlah paus. Terakhir pada masa jabatan Paus Pontian, ironisnya ia malah ditangkap dan diasingkan bersama-sama sang Paus. Di pengasingan, sebelum wafatnya, Santo Hippolytus berdamai dan diterima kembali oleh Gereja.

Para Paus Avignon

Sejumlah Paus yang berasal dari Perancis berdomisili di Avignon, Perancis antara tahun 1309-1377. Mereka adalah Clement V, Yohanes XXII, Benedictus XII, Clement VI, Innocentius VI, Urban V dan Gregorius XI. Pada masa itu terjadilah pergulatan kekuasaan menyangkut kepentingan Gereja dan negara diantara para penguasa Perancis (Philip IV, Yohanes II), Bavaria (Lewis IV), Inggris (Edward III), dan fraksi-fraksi kaum religius di Perancis dan Italia. Kekacauan politik yang tersangkut paut dengan Gereja di Italia merupakan sebuah faktor yang memperlama domisili para Paus di Avignon, Perancis.

To be continued....
Sumber-sumber:
1. Our Sunday Visitor's 1999 Catholic Almanac
2. Jesus, Peter & the Keys, A Scriptural Handbook on the Papacy
3. List of Popes, St.Joseph Radio flyer.
http://www.gerejakatolik.net/info/parapaus.htm

baca selanjutnya...

Selasa, 01 Februari 2011

Gereja Diaspora: Cara Penyesuaian Diri

Mendekati konsep Gereja diaspora ala Y. B. Mangunwijaya meminta kita pertama-tama untuk mengelaborasi Gereja diaspora itu sendiri untuk menarik implikasinya pada misi Gereja Katolik di bumi Kalimantan.

A. Perkembangan Gereja Kalimantan dari masuknya para misionaris

Misi di Kalimantan telah dimulai sejak 1885. Daerah yang pertama-tama didatangi oleh para misionaris adalah Singkawang dengan umat Katolik pertama berjumlah 100 orang yang adah petani dan pedagang bangsa Cina. Berawal dari Singkawang, para misionaris mulai menuju wilayah orang Daya.

Di tengah suku Daya, hal pertama yang dilakukan sebagai sarana pendekatan adalah memperbaiki ekonomi masyarakat setempat, antara lain dengan mempropagandakan peternakan dan juga pengolahan hutan menjadi perkebunan dan persawahan. Usaha ini dilakukan supaya orang Daya bisa tinggal menetap sehingga bisa maju. Sampai pada tahun 1898 orang Katolik berjumlah 429 orang. Sampai pada akhirnya Misionaris Capusin datang pada tahun 1905.

Sampai pada saat ini, Gereja Katolik telah berkembang di Kalimantan dengan 8 keuskupan (Pontianak, Sanggau, Sintang, Ketapang, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Selor). Sebagian besar umat Katolik Kalimantan adalah penduduk pedalaman. Mereka tersebar di pelosok-pelosok pulau Kalimantan yang luas. Paroki-paroki dengan demikian memiliki wilayah teritorial yang amat luas pula dengan jumlah stasi yang bisa hampir mencapai ratusan, tersebar di wilayah teritorial yang amat luas.

Keterbatasan sarana jalan dan beratnya medan alam mengakibatkan pelayanan yang kurang maksimal pada stasi-stasi terutama yang jauh dengan pusat paroki. Jumlah tenaga pastoral yang tak sebanding dengan luasnya wilayah adalah kendala lain lagi yang kian membuat umat di stasi pedalaman jarang menerima pelayanan pastoral.

Beberapa tantangan itu adalah sebagian saja di antara tantangan-tantangan lain yang mengemuka yang sering dihadapi oleh pelayan pastoral saat ini. Tantangan itu antara lain pertama, masih kuatnya umat Katolik pedalaman berpegang pada sistem kepercayaan asli yang sarat dengan mitos. Nilai-nilai kebijaksanaan Kristiani memang terdapat pula dalam kebijaksanaan lokal mereka. Persoalannya adalah bagaimana kebijaksanaan-kebijaksanaan lokal itu ditransformasikan untuk mendapatkan pendasaran pada paham-paham kebenaran di dalam Gereja Katolik. Jadi bukan lagi didasarkan pada paham-paham atau kepercayaan yang sarat dengan mitos.

Kedua, mentalitas umat yang cenderung mau “menerima” daripada “memberi”. Mentalitas seperti ini terbangun dari cara pendekatan misionaris awal yang lebih cenderung memberi “ikan” daripada “kail”.

Ketiga, efek mentalitas yang telah mewarnai budaya kota merembes pula ke pedalaman. Sayangnya, efek modernitas yang merasuk ini tak selalu positif, melainkan negatif. Ini tampak dalam mentalitas hedonis dan konsumeris yang cukup berpengaruh bagi kehidupan moral umat pedalaman.

B. Motivasi Para Misionaris Dulu

Misionaris pertama yang datang ke Indonesia berasal dari Barat, khususnya Belanda. Harus diakui bahwa kedatangan mereka seiring dengan kedatangan serdadu tentara yang hadir di Indonesia dengan motivasi menjajah. Meski demikian, tentu berbedalah maksud kedatangan para misionaris dibanding dengan para serdadu. Realitas penjajahan justru mendorong mereka untuk mengentaskan manusia Indonesia dari keterbelakangan yang menyebabkan mereka mudah dijajah dan dibodohi. Jadi, realitas sejarah, yaitu penjajahan yang memiliki wajah mengerikan adalah salah satu hal yang membuat mereka memiliki semangat dan motivasi kuat dalam berkarya mengentaskan penduduk pribumi dari kebodohan dan kemiskinan. Semangat Pra Konsili Vatikan II yang berpegang pada pandangan bahwa di luar Gereja Katolik tidak ada keselamatan, adalah kemungkinan lain lagi yang mendorong dan menyemangati mereka untuk berkarya dan membabtis orang sebanyak mungkin (bdk. Mat 28:19-20). Asalkan orang dibaptis, maka ia akan selamat.

C. Gereja Diaporan dalam Situasi Konkret Kalimantan

Gereja adalah persekutuan orang yang dipersatukan dalam Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan mereka menuju Kerajaan Bapa dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang (GS 1). Setiap anggota Gereja dipanggil untuk menjadi pewarta dan saksi tentang Yesus Kristus dan injil-Nya sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya masing-masing. Bagi Gereja Kalimantan itu berarti diutus untuk mengikuti Kristus mewartakan kabar gembira Kerajaan Allah ke seluruh pelosok Kalimantan.

Namun, hal pewartaan ini tidak akan berjalan tanpa melihat situasi Kalimantan secara menyeluruh. Seperti yang ditegaskan oleh Mangunwijaya bahwa zaman berubah pesat, masyarakat pun berubah. Begitu pun dengan masyarakat Kalimantan. Terbawa arus budaya luar, terutama lewat program transmigrasi di beberapa daerah di Kalimantan telah terjadi pergeseran pola hidup masyarakat. Dfari hidup berkelompok menjadi terpencar-pencar. Rasa kekeluargaan yang dulu amat kental telah berubah menjadi individualis.

Berhadapan dengan situasi ini tampaklah bahwa benih sabda Allah mendapat tantangan yang besar. Untuk keluar dari tantangan itu tidak salahnya bila Gereja Kalimantan menuju Gereja diaspora. Hal-hal yang memungkinkan terbentuknya Gereja Kalimantan sebagai Gereja diaspora adalah sebagai berikut:

1. Kemajuan di bidang transportasi
Kemajuan di bidang transportasi mempengaruhi efektivitas pelayanan pada umat. Sekarang tidak banyak stasi atau kampung yang tidak dapat dicapai dengan sepeda motor. Apalagi dengan banyaknya proyek perusahaan dan dibukanya jalan-jalan baru memungkinkan prasarana yang memadai, seperti jalan, listrik sudah mulai menjangkau pedesaan. Hal ini mengurangi sedikit beban petugas pastoral karena hubungan antara paroki dan stasi-stasi semakin lancar dan pelayanannya lebih intensif.

2. Ada usaha memberdayakan kaum awam
Melalui pengembangan Gereja diaspora dimungkinkan mengecilnya mentalitas pastor-sentris. Gereja diaspora membuka kemungkinan meningkatnya keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Wajah Gereja setempat akan tampak dalam partisipasi umat. Yang menjadi aktornya adalah katekis, guru agama, dan pemimpin umat yang terlibat langsung dalam karya pastoral, khususnya pendalaman iman umat setempat. Untuk itu perlu diadakan kursus pembinaan atau pendalaman sebagai bekal pelayanan mereka.

3. Ada usaha membangun jaringan kerja sama dengan lembaga lain
Misi Gereja tidak akan berjalan dengan baik tanpa kerja sama dengan pihak lain. Pelayan pastoral dilihat sebagai pemberi vitamin rohani kepada umat. Untuk menjawab kebutuhan rohani umat sehari-hari, maka Gereja dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain. Misalnya, kerja sama dengan instansi pemerintah setempat untuk mengusahakan kesejahteraan masyarakat setempat, melalui Credit Union kita dapat memberi masukan kepada umat bagaimana mengatur ekonomi rumah tangga mereka, melalui media massa, radio, Gereja dapat mengembangkan wawasan pemikiran umat sekaligus sebagai sarana dan pewartaan iman.

D. Gereja Kalimantan di Masa Depan dan Tantangannya

Bila Gereja diaspora benar-benar dikembangkan di bumi Kalimatan, maka wajah Gerejanya menjadi lain. Gereja Kalimatan akan menjadi Gereja yang kuat karena gerak pelayanannya dimulai dari akar rumput. Gereja terdorong untuk trus menerus membekali umat agar melibatkan diri dan berperan serta dlaam masyarakat atas dsar panggilannya sebagai saksi cinta kasih ilahi. Gereja diutus untuk mewartakan dan menjadi saksi kabar gembira dengan cara dan dalam bentuk yang sesuai dengan lingkungan setempat.

Terdorong oleh sifat misioner dan sifat mengakarnya Gereja pada masyarakat Kalimantan, Gereja Kalimantan akan menjadi pengabdi; Gereja yang terpanggil untuk melayani baik kepentingan Allah maupun kepentingan manusia. Dengan kata lain Gereja berpihak pada kaum miskin dan tersingkir. Hanya dengan demikian Gereja meninggalkan egosentrisnya dan terbuka dunia dalam semangat pengabdian. Namun, Gereja yang diidam-idamkan itu bukanlah tanpa tantangan. Ke depan Gereja Diaspora Kalimantan akan mengahadapi beberapa tantangan:

1. Perkembangan sarana audiovisual yang sulit dibendung.
Tantangan ini dirasakan paling mempengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk hidup umat beiman sendiri. Perkembangannya mengakibatkan pergeseran nilai-nilai moral di kalangan umat, terutama kaum muda. Penghayatan iman dan moral mengalami kemerosotan. Kaum muda terbawa arus modernisasi tanpa mampu memilah-milah mana yang positif atau negatif. Misalnya, maraknya CD porno menaikan tingkat kriminalitas seperti pemerkosaan. Ditambah lagi minuman keras dan perjudian yang lebih menimbulkan pengaruh negatif daripada pengaruh positifnya.

Di perkebunan sawit (transmigrasi) umat sulit menghadiri ibadat atau ekaristi pada hari Minggu karena kerja lembur mendapatkan upah tambahan. Godaan-godaan di atas benar-benar mengancam kehidupan beriman yang akhirnya menimbulkan mentalitas materialistis dan konsumeristis.

2. Pluralitas suku, agama, dan budaya.
Belajar dari beberapa konflik di Kalimantan, tampak bahwa benturan antara satu kelompok dan kelompok lainnya antara lain timbul karena perbedaan budaya antara komunitas etnis satu dan yang lain, seperti Daya-Madura. Dampak konflik ini berimbas pada bidang kehidupan suku dan agama.

3. Tempat tinggal umat yang terpencar-pencar
Perkembangan, peleburan suatu stasi atau kampung menyebabkan banyak peta paroki berubah. Akibatnya, tidak jelas lagi wilayah-wilayah mana yang harus dilayani oleh tenga pastoral paroki. Hal ini menjadi kesulitan bagi petugas pastoral untuk melayani daerah tersebut. Dengan adanya peleburan dan pengembangan suatu stasi ditambah lagi program transmigrasi menyebabkan pemukiman umat terpencar-pencar. Umat sulit berkumpul bersama dan berdoa.

baca selanjutnya...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP